Menu
Berita Sarin Gumi Nusantara

Kisah Inspiratif: Memberi Tanpa Menghina

  • Bagikan

Oleh : DR.NS. I Made Sundayana, S.Kep, M.Si

Buleleng, Balijani.id ~ Dalam menjalani kehidupan, banyak kisah-kisah menarik yang bisa menjadi pembelajaran kita untuk menambah motivasi, memperkuat keimanan, meneguhkan nilai-nilai kemanusiaan, membangkitkan rasa percaya diri serta mengambil hikmah di balik kisah tersebut.

Sambil menikmati minuman hangat dan sepotong kue, saya brosing internet dan membaca suatu kisah yang sangat menyentuh, yang bisa kita petik hikmah, agar kita bisa menghargai sesama, tidak memandang orang lain dalam kacamata yang sempit hanya karena prasangka kita.

Dikisahkan ada seorang penjual selimut dengan kualitas terbaik. Selimut tersebut bervariasi harga dan ketebalan yang diberikan. Suatu hari ada seorang kakek tua renta dengan kondisi baju lusuh mendatangai toko tersebut.

Jika dilihat secara menyeluruh, kakek tua tersebut ternyata adalah orang tidak berpunya. Meski begitu ia tetap memberanikan diri untuk membeli sebuah kalimat. Ketika kakek tua tersebut berada di dalam toko. Kebanyakan para pengunjung melihatnya dengan sinis dan tentunya penuh akan rasa tak suka.

Namun siapa sangka pemilik toko melayani kakek tua tersebut dengan sopan, dan memberi perhatian layaknya pengunjung lainnya. Kakek tua tersebut mengutarakan maksud kedatangannya ke toko tersebut untuk membeli selimut.

Ia meminta selimut dengan harga paling murah karena uang yang dimiliki kakek tua tersebut hanya pas-pasan. Bahkan dibilang cukup ternyata tidak bisa. Mengetahui hal tersebut, pemilik toko tetap memberikan pelayanan terbaik sekaligus mulai mencari selimut untuk kakek tua renta tadi. Namun siapa sangka pemilik toko memberikan sebuah selimut kualitas terbaik.

Menariknya harga yang dibanderol untuk selimut tersebut adalah sejumlah total uang kakek tua tadi. Lantas kakek tua tadi memberikan ucapan terima kasih yang begitu mendalam kepada pemilik toko. Ternyata selimut yang dibeli kakek tua tersebut adalah untuk menyelimuti anak istri dibalik tembok rumahnya.

Suatu hari datanglah pengunjung ingin membeli selimut yang sama kualitasnya dengan kakek tua. Pengunjung tersebut tampak marah ketika mengetahui harga dari selimut tersebut. Ia membandingkan harga yang diberikan kakek tua kemarin terhadap dirinya saat ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Ia menganggapnya tidak adil. Dengan penuh kesabaran pemilik toko memberikan penjelasan.

“Memang benar harga yang saya berikan kepada Anda berbeda dengan kakek tua kemarin. Namun kali ini saya berdagang dengan manusia, sedangkan kemarin saya berdagang dengan Tuhan,” ucap pemilik toko selimut.

Seketika pemuda tadi tertegun dan membayar sesuai harga yang dibayarkan sambil berdoa agar kakak tua tersebut terhindar dari rasa dingin beserta keluarga. Lalu ia juga berucap dan memohon kepada Tuhan agar keluarganya dijauhkan dari siksaan api neraka.

Pesan moral yang diberikan dari kisah tersebut adalah seberapa tinggi jabatanmu tetaplah berbagi kepada sesamamu. Banyak yang membutuhkan bantuan dengan rasa ikhlas tak peduli sebesar apa pun itu bantuanmu. Kelak keikhlasanmu dalam membantu sesama akan bisa memberikan jalan terbaik pada kehidupan di masa depan. Dan selalu ingat jika berbagi kepada sesama tidak akan membuat kita menjadi miskin. Jangan pernah ragu untuk berbagi penuh rasa ikhlas dengan sesama.

Kebaikan memiliki kekuatan untuk memberi manfaat bagi kesehatan fisik dan mental semua orang yang terlibat.

Bersikap baik kepada sesama, akan meningkatkan suasana hati, lingkungan, dan hubungan secara keseluruhan juga. Menjadi baik itu seperti menyebarkan cinta dan kebaikan.

Kebaikan mengalahkan segalanya. Orang baik adalah magnet untuk semua hal baik dalam hidup. Tiga hal penting dalam kehidupan manusia. Yang pertama adalah bersikap baik. Yang kedua adalah bersikap baik. Dan yang ketiga adalah bersikap baik.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi

Editor : Sarjana

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *