Denpasar, Balijani.id ~ Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan pentingnya peran warga Pande dalam mendukung pembangunan Bali melalui pelestarian tradisi dan budaya. Hal tersebut disampaikan saat membuka Gelar Agung Pasikian Maha Semaya Warga Pande Provinsi Bali/Pusat di Liga Bali, Denpasar, Minggu (13/7).
Koster menyampaikan bahwa sinergitas seluruh komponen masyarakat diperlukan untuk menjaga keberlangsungan budaya Bali di tengah berbagai tantangan yang ada.
“Kita menghadapi tantangan yang besar, kompleks dan fundamental yang berkaitan dengan alam, manusia, dan kebudayaan Bali,” ujar Koster.
Menurutnya, kekuatan utama Bali terletak pada budaya, sehingga keberadaannya harus dipertahankan.
“Untuk menjadikan Bali survive tidak ada cara lain, kita harus pertahankan budayanya. Berbagai bentuk potensi ancaman tidak boleh dibiarkan karena bisa melemahkan keberadaan Bali di sisi budaya,” tegasnya.
Selain menyoroti pelestarian budaya, Koster juga memaparkan beberapa isu strategis, seperti penanganan sampah dan kemacetan. Ia meminta warga Pande turut mendukung Gerakan Bali Bersih melalui pengelolaan sampah berbasis sumber dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.
“Pengelolaan sampah di desa-desa harus dilaksanakan dan saya minta semeton Pande dapat mendukung kegiatan ini sehingga seluruh wilayah Bali dapat bersih dari sampah,” ungkapnya.
Terkait kemacetan, mulai 2026 Pemprov Bali akan mempercepat pembangunan infrastruktur jalan melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) yang bersumber dari 10 persen PHR di Denpasar, Badung, dan Gianyar. Program lain yang juga menjadi perhatian adalah penanganan wisatawan nakal, kemandirian energi, dan kedaulatan pangan.
Ketua Umum Warga Pande Provinsi Bali dan Pusat, Komang Wahyu Suteja Neka, menyatakan dukungan terhadap program strategis Pemprov Bali.
“Semeton Pande Bali sesuai dengan Dharma Negara siap aktif mendukung pelaksanaan program strategis Pemerintah Provinsi Bali,” ujarnya.
