Menu
Berita Sarin Gumi Nusantara

KPRM Universitas Udayana Gelar Uji Publik Debat Calon Presiden BEM, Disaksikan Ratusan Mahasiswa 

  • Bagikan

Badung, Balijani.id – Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM) Universitas Udayana menggelar uji publik debat pertama, pemilihan Umum Calon Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di parkiran tingkat, Fakultas Kedokteran Hewan, kampus sudirman, Universitas Udayana. Jumat, (2/12/2022) pukul 14.30 wita.

Pemilihan calon presiden BEM Udayana setiap tahun ini dimaksud untuk, meningkatkan pengetahuan, partisipasi dari mahasiswa dalam Pemilu Raya Mahasiswa (Pemira) dan pemilihan, serta meningkatkan kualitas pemahaman berdemokrasi setiap mahasiswa baik pemilih maupun paslon agar saat menghadapi dunia luar kampus, mereka telah dibekali kemampuan menganalisa, menyampaikan gagasan, serta solusi dalam pesta demokrasi Indonesia yang lebih kompleks.

Dalam penyelenggaraan Rangkaian tahapan pesta Demokrasi Mahasiswa Terbesar di Kampus Universitas Udayana, salah satu dari metode-metode yang dilakukan oleh KPRM Universitas Udayana dalam program Kampus Peduli Pemira dan Pemilih (KP3) ini adalah penyelenggaraan Uji Publik Peserta Pemira baik di calon eksekutif maupun di calon legislatif, skema uji publik ada yang berupa Debat dan juga Mimbar Bebas. Uji Publik merupakan momentum yang menarik untuk direview dan dianalisis dari berbagai dimensi.

Pemikiran-pemikiran yang cerdas, kritis dan kreatif terhadap Pesta Demokrasi Mahasiswa diharapkan dapat mengangkat keterpurukan demokrasi di kampus ini. Debat Ronde Pertama ini diselenggarakan dengan berfokus kepada “Problematika Kampus, Regional, dan Nasional. Manakah Gagasan yang Paling Relevan Sebagai Solusi?”

Hadir dalam Debat Pertama Pemilu Raya Mahasiswa, Rektor Universitas Udayana diwakili oleh Ketua Unit Pengembangan Ormawa (UPO), Dewa Gede Wiryangga Selangga, Ketua KPRM Universitas Udayana, Shalahuddin Ali Basyah, Wakil Ketua KPRM Universitas Udayana, Jostar Jovandri Noari Parera, Presiden mahasiswa BEM Universitas Udayana 2019, Javens Lumbantobing sebagai Panelis 1, Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Udayana 2019, Made Gerry Gunawan sebagai Panelis 2, mahasiswa aktif Fakultas Hukum Universitas Udayana 2019, Riski Dimastio sebagai Panelis 3, serta sebagai moderator debat pertama I Gusti Ayu Ari Meltriana.

Sambutan Rektor diwakili ketua Unit Pengembangan Ormawa, Dewa Gede Wiryangga Selangga mengatakan bahwa,

“Hari ini, saya ditugaskan Bapak Rektor, dan Bapak Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan karena beliau sedang berhalangan, namun saya menjamin pada saat penyerahan jabatan kalian nanti, mereka akan hadir secara langsung. terimakasih kepada seluruh peserta yang hadir, semoga dapat merepresentasikan seluruh aspirasi mahasiswa udayana. terimakasih kepada KPRM sudah memfasilitasi dengan baik. semoga tahun ini, partisipasinya tinggi dari 29 ribu mahasiswa UNUD, semoga pemilihan nanti dapat berjalan dengan baik, astungkara segala kebaikan datang dari segala penjuru,” paparnya.

Sementara itu, Ketua KPRM Unud Shalahuddin Ali Basyah menjelaskan kepada media bahwa penyelenggaraan pemilihan umum presiden mahasiswa Unud ini merupakan momentum penting dalam memilih kandidat terbaik Presiden mahasiswa BEM Universitas Udayana.

“Uji publik merupakan momentum yang sangat penting untuk disaksikan dalam setiap panggung politik, karena forum ini bertujuan untuk menguji gagasan dari para calon pemimpin tentang terobosan baru yang mereka tawarkan guna  menjawab segala problematika yang hadir bukan hanya di mahasiswa melainkan di masyarakat pada umumnya. Pada tahun ini uji publik hadir dengan 3 ronde rangkaian, mulai dari debat calon presiden mahasiswa, dilanjut dengan debat calon wakil presiden mahasiswa, dan yang terakhir pada debat pamungkas yaitu debat kandidat pasangan calon. Skema rangkaian debat ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dari masing-masing individu pasangan calon tentang visi yang mereka bawakan, apakah telah selaras ataukah terdapat perbedaan tingkat pemahaman antar pasangan calon. Harapannya pasangan calon memiliki tingkat kesadaran yang sama dalam upaya mewujudkan visi misi yang mereka bawakan guna terciptanya kesejahteraan mahasiswa dan kejayaan di Universitas Udayana, ” Ungkap Ali.

Senada dengan Ali, wakil ketua KPRM Unud, Jostar Jovandri Noari Parera menjelaskan bahwa,

“Kali ini kita memasuki masa debat yang pertama yaitu debat calon presiden mahasiswa. Kegiatan ini juga merupakan momentum yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa Universitas Udayana. Pertama, ini merupakan momentum untuk mengenal background dari siapa calon pemimpin melalui prestasi dan pengalaman organisasi yang dilalui. Kedua, yang terpenting sekali, ini momentum untuk mengetahui gagasan dan juga arah gerak yang mereka bawa nantinya selama 1 tahun memimpin sebagai presiden mahasiswa apabila terpilih akan seperti apa. Sehingga kita semua yang hadir pada kesempatan kali ini mendapatkan gambaran siapa sosok pemimpin yang tepat untuk menahkodai Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Udayana. Maka, manfaatkan momentum ini mulai dari debat CAPRESMA, debat CAWAPRESMA, maupun nanti di tingkat legislatif untuk calon anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa, supaya kita sama-sama mengawal juga merasakan euforia dari pesta demokrasi terbesar mahasiswa di Universitas Udayana yaitu Pemilu Raya Mahasiswa,” jelas Joe.

Menariknya Pelaksanaan uji debat tersebut, ketiga Calon Presiden BEM Universitas Udayana, berasal dari fakultas yang sama. Calon Presiden nomor urut 1, I Putu Bagus Padmanegara dari Fakultas Hukum, dengan memberikan pernyataan bahwa,

“Mengembalikan marwah Universitas Udayana, sebagai kampus tertua, sekaligus terbesar di Bali. Selain itu, kondisi ideal yang diharapkan Udayana adalah mampu bangkit dari berbagai macam permasalahan yang ada sehingga momentum bangkit ini menjadi refleksi bagi seluruh organisasi kampus, tidak hanya bagi para pemangku kebijakan, namun juga bagi kita mahasiswa untuk ikut berperan dan menyalakan asa metamorfosa guna mewujudkan Udayana yang Unggul, Mandiri, dan Berbudaya.” Paparnya.

Begitupun calon kandidat Presiden BEM  nomor urut 2, I Wayan Yudha Jayananta dari Fakultas Hukum Unud menyatakan bahwa,

“Saya lahir dari rakyat, seluruh perjuangan dan advokasi harus memperhatikan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan mahasiswa. Agar terciptanya hidup rakyat dan mahasiswa yang sejati, dan bukan hanya pekikan semata.” Ujar Yudha.

I Gede Andi Winaba, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana, menyatakan fungsi dari Organisasi mahasiswa itu sendiri adalah wadah menyelesaikan semua permasalahan internal berlandaskan Suara dan Cita.

“Organisasi mahasiswa berfungsi sebagai sebuah wadah untuk menyelesaikan permasalahan mahasiswa yang ada. Namun, saat ini kami melihat beberapa pergeseran yang mulai terjadi. Berlandaskan akan Suara dan Cita, Suara Cita Udayana lahir sebagai sebuah ide untuk menciptakan kembali sinergitas yang ideal tersebut dan bersuara sebagai langkah awal. Bersuara sebagai dasar dan bergerak sebagai langkah konkret, lengkaplah sebuah pergerakan untuk mencapai perubahan.” Bebernya.

[BJ/Tim)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *