Jembrana, Balijani.id ~ Bagi umat Kristiani, unduh unduh adalah sebuah tradisi gereja yang merupakan wujud ungkapan syukur atas ciptaanNya, terutama yang berkaitan dengan hasil bumi seperti, buah-buahan, sayur-sayuran, beras, umbi-umbian dan hasil bumi lainnya.
Demikian juga hari ini 5 Nopember 2022 tradisi unduh unduh telah dilaksanakan oleh gereja-gereja wilayah pelayanan Bali Barat bertempat di GKPB Jemaat Pniel Blimbingsari yang juga merupakan rangkaian dari Blimbingsari Festival.
Tradisi unduh unduh juga dihadiri oleh Kepala Desa Blimbingsari I Made John Ronny beserta jajarannya, Bhisop GKPB, Sekum dan Bendahara, para pendeta yang melayani di wilayah pelayanan Bali Barat. Nampak pula warga Blimbingsari yang pulang kampung untuk mendukung perayaan unduh unduh.
Pdt. Nyoman Yohanes, M.Th, M.Pd selaku penggagas festival ini menerangkan bahwa kegiatan ini baru tertama kali diadakan yang juga didukung penuh oleh pemerintah desa Blimbingsari, dan tentu dukungan pengurus gereja Jemaaat Pniel dan seluruh umat juga sangat mendukung dan berarti dalam kegiatan unduh unduh ini.
Harapannya dari kegiatan tradisi unduh unduh ini bukan saja tujuannya untuk mensyukuri berkatNya, tetapi kegiatan ini diharapkan nantinya akan dapat juga mendukung eksistensi desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata Rohani.
Pada sambutan ketua Panitia Drs. I Made Sudianta, M.M kepada seluruh umat dan undangan yang hadir, dirinya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, seraya mengajak seluruh umat kristiani yang ada di desa Blimbingsari secara khusus, agar tradisi unduh unduh ini bisa tetap dilestarikan dari generasi ke generasi.
Pantauan tim media di lapangan, terlihat warga desa Blimbingsari sangat antusias mengikuti prosesi unduh unduh yang diawali dengan berjalan kaki untuk berparade dari banjar mereka masing masing yang diiringi dengan tetabuhan Balaganjur dari SDK Maranatha.
Pada perayaan unduh unduh ini juga disuguhkan kesenian Bali ditengah-tengah peribadahan berupa tari Carang Anggur, Kidung Anyar yang merupakan hasil Garapan Bersama yakni oleh Pdt, Nyoman Yohanes, Nyoman Murdita dan Wayan Putu Suranata. Semangat penari Genjek dengan suguhan musik vocalnya yang energik juga ditampilkan serta menyiratkan bahwa tradisi yang sudah ada hendaknya tetap diajegkan.
Rangkaian terakhir dari perayaan unduh unduh umat atau masyarakat diarahkan untuk menuju lapangan untuk berbelanja di stand-stand yang dibangun oleh masing-masing banjar, agar UMKM yang ada di desa Blimbingsari juga mulai bangkit.
Festival Blimbingsari akan berlangsung hingga tanggal 27 Nopember 2022
Selamat Berfestival
Penulis: BJ/NghRata