Buleleng, Balijani.id ~ Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng, merayakan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember dengan berbagai kegiatan yang sarat makna. Momen ini tidak hanya menjadi refleksi pentingnya peran ibu, tetapi juga untuk mempererat hubungan masyarakat desa. Perbekel Desa Kayuputih, Kadek Dina Nuriani, menyampaikan bahwa Hari Ibu menjadi pengingat atas cinta dan dedikasi perempuan dalam berbagai peran.
“Hari Ibu adalah momen sangat penting karena tanpa ibu, kita tidak akan ada di sini. Sebagai perempuan, kita dituntut untuk kuat baik secara mental maupun fisik, seperti menjadi Wonder Woman dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Dina Nuriani. Ia juga menambahkan bahwa tugasnya sebagai kepala desa dan ibu rumah tangga membutuhkan keseimbangan antara dedikasi terhadap keluarga dan masyarakat.
Perayaan kali ini dikemas dengan kegiatan-kegiatan menarik, mulai dari tari Pendet massal yang melibatkan ibu-ibu dari berbagai usia hingga senam kreasi bertema kasih ibu. Ketua Panitia Perayaan Hari Ibu, Ni Made Sri Budiarti, mengungkapkan bahwa acara ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan desa sekaligus melestarikan budaya Bali.
“Kami mengadakan kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas diri dan mewujudkan harmonisasi. Selain itu, kami melibatkan ibu-ibu dari semua kalangan, mulai dari yang muda hingga lansia, dalam berbagai aktivitas seperti tari Pendet dan peragaan busana,” jelas ketua Panitia Sri Budiarti
Kadek Widana, Ketua Penggerak PKK Desa Kayuputih, menambahkan bahwa perayaan ini menjadi simbol kemandirian dan keberanian perempuan dalam menghadapi tantangan zaman.
“Wanita harus berani bersaing dengan pria, apalagi di era globalisasi ini. Gender wanita sudah disamakan dan kemandirian perempuan sangatlah penting,” tegasnya.
Kegiatan yang digelar di desa ini juga menjadi ajang apresiasi kepada para ibu yang telah berkontribusi besar dalam keluarga dan masyarakat. Selain itu, semangat gotong royong ditonjolkan melalui pemanfaatan sumber daya lokal untuk mendukung acara, seperti bunga hasil kerajinan ibu-ibu PKK.
Perayaan ditutup dengan doa bersama sebagai wujud rasa syukur dan harapan untuk kedamaian serta harmoni di desa. Dalam pesan terakhirnya, Kadek Dina Nuriani mengajak seluruh perempuan untuk tetap menjaga budaya dan semangat juang sebagai perempuan Bali yang tangguh.
“Jadilah perempuan yang kuat mental dan fisik, berdaya, namun tetap menjaga budaya kita, meski di tengah kemajuan teknologi,” pesannya penuh haru.
Hari Ibu di Desa Kayuputih bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga wujud penghormatan kepada perempuan sebagai pilar keluarga dan masyarakat.
[ Reporter : Sarjana ]