Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks
Sosial  

Debat Kedua Calon Bupati Buleleng 2024: Sugawa Suardana Soroti Isu Pembangunan, Lingkungan, hingga Ketahanan Energi

Buleleng, Balijani.id ~ Debat Publik Kedua Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng 2024 yang diselenggarakan pada Selasa, 12 November 2024, menjadi ajang strategis bagi para calon untuk memaparkan visi dan program unggulan mereka dalam memajukan Kabupaten Buleleng. Dalam sesi ini, pasangan calon nomor urut 1,Dr.I Nyoman Sugawa Korry dan Dr. Gede Suardana, mengusung berbagai program transformasi bagi Buleleng dengan titik fokus pada pembangunan infrastruktur, pengelolaan lingkungan hidup, ketahanan energi, dan kesejahteraan sosial.

Di awal pemaparannya, Sugawa Korry menyatakan harapannya bahwa debat publik ini dapat memberikan pencerahan politik kepada masyarakat.

“Sebagai kabupaten terbesar di Bali, Buleleng telah melakukan pembangunan di berbagai sektor, tetapi masih banyak ketertinggalan yang harus dikejar. Melalui debat ini, kami berharap dapat membangun pemahaman politik yang lebih baik dan komprehensif bagi masyarakat,” ungkap Sugawa Korry.

Salah satu program andalan pasangan ini adalah pengembangan transportasi publik untuk mendukung mobilitas masyarakat dan meningkatkan aksesibilitas Buleleng. Mereka merencanakan pembangunan Bandara Bali Utara yang akan membuka pintu gerbang baru bagi pariwisata dan perdagangan, sekaligus meningkatkan fungsi Pelabuhan Celukan Bawang dan Sangsit. Di kota Singaraja, Sugawa Korry dan Suardana ingin menghadirkan layanan bus kelas menengah yang terjangkau dan nyaman untuk melayani rute dalam kota maupun antar kecamatan. Selain itu, program transportasi laut pun diproyeksikan untuk mendukung pariwisata dengan menyiapkan dermaga-dermaga kecil sebagai sarana angkutan wisata.

Tidak hanya sektor transportasi, pasangan ini juga menyoroti pentingnya ketahanan energi di Buleleng. Dalam paparannya, Suardana menyebutkan,

“Pemanfaatan potensi energi terbarukan dari air dan matahari adalah prioritas, namun kami juga berkomitmen untuk mengkaji hak atas gas bumi Blok Agung di Laut Bali Utara. Potensi gas bumi ini sangat besar, yaitu mencapai 4,3 triliun kaki kubik atau setara dengan 2,2 triliun dolar AS, yang bisa dimanfaatkan selama 25 tahun.”

Sugawa – Suardana pun membahas isu konservasi lingkungan sebagai salah satu program utama untuk keberlanjutan pembangunan di Buleleng. Mereka menegaskan perlunya penuntasan rencana detail tata ruang, menjaga kelestarian hutan lindung, mencegah alih fungsi lahan, serta mengelola sampah secara terpadu dari hulu ke hilir.

“Penting bagi kita untuk tidak hanya fokus pada pembangunan, tetapi juga melestarikan lingkungan yang menjadi fondasi hidup masyarakat kita,” jelas Sugawa Korry.

Pasangan ini juga menaruh perhatian besar pada pembangunan ketahanan budaya di Buleleng, mengingat dampak globalisasi yang makin kuat mempengaruhi nilai-nilai lokal. Untuk menjaga keluhuran budaya, mereka akan berkolaborasi dengan lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan komunitas budaya lokal dalam menyelenggarakan lomba, festival, serta pemberian penghargaan bagi para pelaku seni. Sugawa Korry menekankan bahwa kesejahteraan masyarakat harus berjalan seiring dengan pelestarian budaya yang mereka warisi.

Di bidang penegakan hukum, pasangan calon ini mengusulkan pendekatan yang lebih berkeadilan dengan melibatkan aparat penegak hukum dan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran hukum. Evaluasi terhadap produk hukum yang sudah tidak relevan akan dilakukan demi menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.

“Kami berkomitmen membangun dan melayani masyarakat Buleleng tanpa korupsi, agar keadilan benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” kata Suardana.

Menutup paparan visi misinya, Sugawa Korry mengutip kata-kata dari salah satu tokoh nasional, Ruslan Abdul Ghani,

“Dalam menghadapi masalah, kita boleh kecewa, boleh marah, boleh menangis, tetapi satu hal yang tidak boleh kita lakukan adalah berputus asa. Putus asa adalah akhir dari perjuangan.”

Pesan ini menegaskan semangat pasangan calon untuk terus berjuang mewujudkan visi Buleleng yang lebih maju dan berkelanjutan.

Dengan visi “Buleleng Sakti Berbudaya,” Sugawa Korry dan Suardana menekankan bahwa pembangunan Buleleng bukan hanya soal fisik, tetapi menyangkut aspek kemanusiaan, lingkungan, dan budaya. Melalui langkah-langkah konkret yang telah mereka rumuskan, mereka berharap dapat membawa perubahan signifikan bagi Buleleng, kabupaten terbesar di Bali dengan penduduk lebih dari 800 ribu jiwa.

[ Reporter : Sarjana ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *