Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks
News  

Penanganan Gigitan Anjing di Singaraja Dikeluhkan: VAR Tidak Tersedia, Warga Terpaksa Beli Vaksin Mahal

Singaraja, Balijani.id ~ Tjiesuliong, warga Teratai 3/4 Singaraja, Bali, menyampaikan keluhan mengenai penanganan medis atas cucunya, Tjhie Wang Ting (4), yang digigit anjing pada sore hari sekitar pukul 17.00 WITA. Menurut Tjiesuliong, saat cucunya dibawa ke Rumah Sakit Umum Buleleng untuk mendapat vaksin anti-rabies (VAR), pihak rumah sakit menyatakan stok vaksin tersebut tidak tersedia. Ia kemudian diarahkan ke Puskesmas terdekat, namun hasilnya sama—VAR juga tidak ditemukan.

“Sudah seminggu sejak kejadian, kami terpaksa membeli vaksin di apotek swasta dengan harga sekitar Rp850.000. Heran, di apotek bisa ada, tapi di fasilitas kesehatan pemerintah justru tidak ada. Teman saya bilang, coba dapat di rumah sakit dulu, tapi nyatanya tidak ada,” ujar Tjiesuliong dengan nada kecewa.

Lebih lanjut, Tjiesuliong mempertanyakan pernyataan pejabat Sekda yang sebelumnya menyebutkan bahwa RSUD Buleleng memiliki stok VAR.

“Kok bisa beda keterangan? Di lapangan tidak ada, tapi Sekda bilang ada. Bagaimana ini, kalau masyarakat yang tidak mampu beli vaksin di apotek, apa harus menunggu risiko yang lebih parah?” tuturnya.

Dikonfirmasi terpisah, pihak RSUD Buleleng menjelaskan bahwa mereka mengikuti prosedur standar yang menetapkan tidak semua kasus gigitan anjing membutuhkan VAR. Menurut keterangan dari pihak rumah sakit,

“Kasus ini telah dianalisis dan dikategorikan tidak membutuhkan VAR, hanya perlu observasi. Kalau VAR diberikan, maka puskesmas akan kena audit BPK karena tidak sesuai prosedur.”

Pihak RSUD juga menambahkan bahwa sesuai instruksi dari Kementerian Kesehatan, VAR hanya disediakan di puskesmas.

“Di RSUD atas arahan Menkes, VAR memang tidak disediakan. Semua diarahkan ke puskesmas, dan untuk kasus ini, HPR (hewan pembawa rabies) akan diobservasi lebih lanjut oleh Puskeswan Kecamatan Buleleng.”

Namun, Tjiesuliong tetap berharap agar pemerintah memastikan ketersediaan VAR di rumah sakit, terutama untuk masyarakat yang membutuhkan.

“Ini bukan masalah uang semata, tapi soal kesiapan dan tanggung jawab pemerintah untuk memastikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat,” tutupnya penuh harap.

[ Reporter : Sarjana ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *