Oleh I Ketut Suar Adnyana Dosen FKIP Universitas Dwijendra
Denpasar, Balijani.id ~ Nilai Wawasan kebangsaan merupakan pandangan yang mendalam mengenai makna dan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai Wawasan Kebangsaan ini mencerminkan kesadaran dan komitmen setiap warga negara terhadap keberadaan bangsa dan negara, serta upaya untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan negara.
Dalam konteks Indonesia, nilai wawasan kebangsaan adalah fondasi penting dalam membentuk sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai kebangsaan, seperti persatuan, kesatuan, serta cinta tanah air.
Nilai-Nilai dalam Wawasan Kebangsaan
1. Persatuan dan Kesatuan: Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya.
Nilai Wawasan kebangsaan menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam keragaman tersebut. Persatuan ini menjadi kekuatan yang mendorong pembangunan nasional dan menjaga keutuhan NKRI.
2. Cinta Tanah Air: Cinta tanah air adalah perasaan bangga dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
Nilai Wawasan kebangsaan ini mendorong setiap warga negara untuk ikut serta dalam membangun dan menjaga tanah air dari berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.
3. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara: Wawasan kebangsaan mengajarkan pentingnya kesadaran akan identitas sebagai bangsa Indonesia dan kewajiban untuk menjaga martabat serta kedaulatan negara.
Setiap warga negara diharapkan memahami hak dan kewajiban mereka dalam konteks kebangsaan.
4. Toleransi dan Kebhinekaan: Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Wawasan kebangsaan mengajarkan pentingnya sikap toleransi terhadap perbedaan serta menghargai kebhinekaan sebagai anugerah yang harus dijaga dan dilestarikan.
Untuk mencapai itu perlu adanya kesadaran setiap warga negara untuk mengimplementasikan nilai-nila wawasan kebangsaan. Hal ini akan berjalan efektif apabila pemimpin bangsa ini menjadi contoh dalam pelaksanaan nilai-nilai wawasan kebangsaan.
Apakah para pejabat sudah cinta terhadap tanah airnya? Banyak pejabat saat ini tersandera kasus korupsi. Hal ini menunjukkan bahwa mental pejabat tidak mencerminkan cinta tanah air.
Mereka justru memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri. Jelang pilpres dan pilkada selalu dihembuskan isu SARA. Hal ini merupakan bentuk kesadaran dan kebangsaan para elit politik rendah.
Hal ini perlu diberantas, jika pemimpin dan elit politik menginginkan masyarakat memiliki wawasan kebangsaan.
Percuma didengungkan toleransi, semangat kebangsaan, cinta tanah air jika para pejabat dan elit politik tidak menjadi contoh dalam mengimplementasi nilai-nilai.
[ Editor : Budi ]