Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks
News, Opini  

Makna Kesuksesan, Sebuah Renungan Filosofis

Catatan : Nyoman Sarjana Pencinta Kopi Pahit

Singaraja, Balijani.id ~ Gede Putu Arka Wijaya demikian panggilan Jro Arka , seorang Aktivis Hukum dan kontrol Publik suatu ketika pernah berkata, tentang makna kesuksesan. Sukses, menurut dia, adalah mendermakan apa yang dimiliki untuk nilai-nilai kemanusiaan, jangan sombong, selalu bersyukur dalam setiap nafas kehidupan kita.

Masyarakat kerap berpikir makna sukses adalah soal pencapaian individu. Selama ini, kebanyakan orang punya narasi tunggal soal makna sukses, dan menganggap hal itu sudah tuntas, tak perlu lagi diperdebatkan. Apa saja yang bisa dilontar kala kata ditanya, apa makna sukses? Berpendidikan tinggi, bekerja di perusahaan bonafide, bergaji besar. Atau menjadi pegawai negeri, berseragam, dan punya jaminan hidup nyaman. Itu bukan suatu ukuran.

Bersyukur tidak hanya kamu lakukan ketika mendapatkan sebuah rezeki atau nikmat dari Tuhan. Namun pada saat kesulitan datang, kamu juga perlu mengucap syukur.

Jro Arka

Ada kalanya dalam hidup ini kita mendapatkan sesuatu di luar ekspetasi yang kita berikan, dan terkadang hal tersebut membuat kita menjadi sedih dan gundah.

Namun yang perlu kamu sadari dan ingat adalah tidak semua yang ada di dunia ini bisa kita dapatkan seperti apa yang kita inginkan.

Yang terpenting, kita harus selalu bersyukur dengan segalanya yang kita miliki saat ini, tidak perlu iri dengan pencapaian atau apa pun yang orang lain miliki.

Bersyukur setiap waktu menjadi sebuah kunci memiliki hati yang tenang dan juga kunci untuk menuju kesuksesan dalam hidup di masa mendatang.

Sukses bukan suatu tujuan akhir dengan kualitas seadaanya dengan menghalalkan segala cara untuk mencapainya, namun sebagai suatu proses melalui tahapan demi tahapan, hari demi hari, dan waktu yang cukup panjang.

Pada hakikatnya, rezeki adalah segala sesuatu yang diberikan Tuhan untuk memelihara kehidupan. Oleh karenanya, rezeki yang digunakan sepatutnya merupakan rezeki yang halal dan diperoleh dengan cara yang benar. Demikian pula dengan raihan kesuksesan itu sendiri. Dengan demikian, kehidupan akan terpelihara dengan baik.

Karena itu, perlu melihat suatu kesuksesan dalam perspektif yang luas, jernih dan arif, sebagai bentuk pertanggung jawaban kita terhadap pinjaman kesuksesan itu sendiri.

Segala sesuatu di dunia ini, termasuk dalam urusan menjemput rezeki, memang tidak selalu mudah untuk diperoleh. Tidak seperti membalikkan telapak tangan, sebab kendala dan kegagalan datang silih berganti.

Sayangnya, manusia sering terburu dalam menjemput rezekinya. Naluri diabaikan, gaya hedonism pun tak terelakkan. Akhirnya berbagai cara yang salah dipersiapkan dengan rapi sebagai jalan pintas demi memenuhi kehendaknya.

Patut disadari, bagaimanapun bagusnya rencana yang dibuat jika berpangkal pada kecurangan dan keserakahan, tidak akan bermuara pada kebahagiaan. Gantinya, suatu saat nanti akan nada cercaan bahkan nestapa, yang bukan hanya ditanggung oleh diri sendiri, melainkan juga kerabat, teman, dan lingkungan yang turut merasakan akibatnya.

Hal yang perlu diingat, Tuhan memiliki kuasa atas umatNya. Manusia tidak bisa memaksakan kehendaknya atas apapun, termasuk urusan rezeki. Sepatutnya manusia meyakini bahwa rezeki yang dijemput dengan kerja keras dan doa semata-mata anugerah Tuhan.

Kesabaran dalam kerja keras boleh jadi dianggap sebagai benih pahit, tetapi kelak siap dipanen di masa depan. Sabar dalam penantian, dan doa menjadi cermin keimanan manusia kepada Yang Maha Memberi Kehidupan, bagaimanapun hasil akhirnya.

Bukan masalah berapa banyak yang diperoleh dari hasil kerja keras kita. Justru semakin banyak peluh yang menetes, dan semakin banyak doa yang dilantunkan, itulah kelak yang akan dibayar penuh berupa rezeki yang berkah. Seandainya ditemui kegagalan, tentu merupakan kegagalan dalam kemuliaan dan itu lebih utama dibandingkan dengan sebuah keberhasilan dalam kehinaan.

Apapun dan seberapapun anugerah yang Tuhan berikan, sudah sepatutnya kita syukuri. Sebab materi bukan satu-satunya tolok ukur kesuksesan hidup. Disinilah kearifan manusia diperlukan untuk memahami sebuah kesuksesan, hingga materi tidak lagi membutakan.

Saat sukses bisa bersyukur, saat gagalpun tetap bersyukur. Karena sesungguhnya kekayaan dan kebahagian sejati ada didalam rasa syukur.

Penulis/editor : Nyoman Sarjana Pecinta Kopi Pahit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *