Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks

Keliru kalau Sugihan Jawa hanya dirayakan oleh orang Bali keturunan Majapahit

Singaraja Balijani.id ~ Pertanyaannya sederhana ” Kamu Sugihan apa?” Itu pertanyaan yg sering menjadi topik perbincangan Menjelang Hari Raya Galungan, mungkin diantara para semeton menjawabnya dengan jawaban,”Saya Sugihan Jawa” atau “Saya Sugihan Bali”.

Diantara pembicaraan tersebut pasti akan mengarah dan menghubung-hubungkannya dengan sejarah, dimana orang yang melangsungkan Sugihan Jawa, “Kone” atau katanya berasal dari Jawa karena kemungkinan leluhurnya dulu berasal dari Jawa atau leluhunya berasal dari Majapahit” Papar Jero Armada yang Ngiringang Ida Dewa Ayu Bulan di salah satu Pura di Wilayah Buleleng ini.

“Itu baru Sugihan Jawa, bagi para semeton Hindu yang merayakan Sugihan Bali, mereka akan menjawab bahwa leluhur mereka terdahulu memang “Asli Bali”. Karena merasa bahwa clan atau sorohnya berasal dari “Bali Mula” atau “Bali Aga” tambahnya lagi.

Terlepas semua cerita di atas, berdasarkan sastra Lontar Sundarigama telah dijelaskan sebagai berikut :

Sugihan Jawa atau Sugihan Jaba adalah sebuah kegiatan rohani dalam rangka menyucikan alam semesta (Bhuana Agung). Sugihan Jawa ini jatuh pada hari Kamis, Wage Sungsang yang hari ini jatuh pada tanggal 29 Desember 2022.

Menurut lontar Sundarigama dijelaskan bahwa Sugihan Jawa merupakan pesucian dewa semua bhatara. Pelaksanaan upacara ini dengan membersihkan alam lingkungan, baik pura, Merajan, tempat tinggal, dan peralatan upacara di masing-masing tempat suci.

Sedangkan, Sugihan Bali jatuh pada hari Jumat Kliwon wuku Sungsang (sehari setelah Sugihan Jawa)yakni tanggal 30 Desember 2022.

Menurut lontar Sundarigama, Sugihan Bali berarti menyucikan diri sendiri jasmani-rohani masing-masing/mikrocosmos (Bhuana Alit) yaitu dengan memohon tirta pembersihan/penglukatan.

“Dari Uraian tersebut dapat disimpulkan mengenai Sugihan Jawa dan Sugihan Bali hendaknya tidak ada yang melaksanakan hanya salah satunya saja. Karena sudah dijelaskan diatas akan makna penting dari sugihan sugihan tersebut. Jadi alangkah baiknya untuk melaksanakan kedua sugihan tersebut agar kita terlepas dari godaan dalam menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan nanti” Tegas Jero Armada yang juga sebagai Sekretaris Puskor Hindunesia Dekorda Buleleng ini.

Penulis : Mangku Armada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *