Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks
News  

Aset Triliunan Rupiah Mangkrak, DPRD Riau Soroti Buruknya Pengelolaan Venue PON

Pekanbaru, Balijani.id ~ Gedung-gedung megah itu dulu jadi simbol kejayaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII tahun 2012.

Namun kini, lebih dari satu dekade berselang, mereka menjelma bangunan kosong dan rusak, seolah menjadi monumen bisu dari kelalaian birokrasi.

Ketua Komisi III DPRD Riau, H. Edi Basri, SH, MSi, menyebut 14 aset milik Pemprov Riau yang dikelola oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau hanya menyumbang retribusi sekitar Rp1 miliar per tahun. Padahal, total nilai aset tersebut ditaksir mencapai Rp1,9 triliun.

“Bangunan-bangunan itu mangkrak. Sebagian sudah tidak layak pakai, bahkan ada yang benar-benar hancur. Ini jelas pemborosan,” kata Edi usai rapat dengar pendapat, Senin (14/4/2025).

Kondisi mengenaskan itu terlihat nyata saat media, Selasa (13/4/2025), mengunjungi Stadion Kaharuddin Nasution di kawasan Rumbai, salah satu venue utama PON 2012.

Rumput liar menjalar ke sisi tribun. Beberapa kursi penonton patah, dan dinding-dinding bangunan tampak mengelupas.

Di salah satu sudut, warga sekitar terlihat memancing di genangan air bekas kolam atletik.

“Dulu ramai, sekarang jadi tempat nongkrong anak-anak malam. Seram juga kadang,” ujar Roni (38), warga setempat yang tinggal tak jauh dari stadion.

Menurut data Komisi III, biaya yang dibutuhkan untuk merenovasi seluruh aset itu mencapai Rp55 miliar. Namun hingga kini belum ada alokasi anggaran jelas dari Dispora Riau.

Edi menilai, kerusakan ini bukan semata karena usia bangunan.

“Ini karena tidak dikelola dengan visi. Setelah PON selesai, aset ditinggal begitu saja. Seharusnya bisa dikerjasamakan, disewakan, atau dikomersialkan,” tegasnya.

Sebagai solusi, DPRD Riau tengah menjajaki kerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Riau untuk membuka peluang swastanisasi.

Targetnya cukup ambisius: dari 14 aset, pemerintah berharap bisa mendulang pemasukan Rp150 hingga Rp200 miliar per tahun.

Namun, pertanyaan publik belum terjawab: ke mana arah pengelolaan aset miliaran itu selama lebih dari 10 tahun terakhir?

Siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan yang terkesan sistematis ini?

Warisan PON itu kini tinggal angka kerugian dan puing-puing kebanggaan. Dan sayangnya, tak ada medali untuk para pengelola yang abai.

[ Reporter : Dwikora A.S ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *