Buleleng, Balijani.id ~ Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Luh Puspa, mengunjungi Kabupaten Buleleng, Bali, pada Sabtu (7/12/2024). Kunjungan ke tanah kelahirannya ini menjadi ajang bertemu dengan perempuan-perempuan yang tergabung dalam Komunitas Cinta Kain Bali (KCKB) Buleleng di Hotel Lovina Haven Boutique Resort. Dalam acara tersebut, Puspa juga menjadi narasumber utama pada talkshow bertema “Perempuan dalam Konteks Budaya Global”, yang membahas kontribusi perempuan dalam budaya dan pariwisata.
Dalam paparannya, Ni Luh Puspa menyoroti peran penting perempuan dalam pelestarian seni budaya sekaligus mendukung sektor pariwisata. Ia menegaskan bahwa perempuan adalah pilar utama yang memastikan budaya lokal tetap hidup, terutama di daerah yang kaya tradisi seperti Bali.
“Tanpa perempuan, siapa yang akan menenun kain endek atau menampilkan tarian Bali? Perempuan Bali adalah penjaga budaya sekaligus penghubung tradisi dengan dunia,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan data dari Pusdatin Kemenparekraf 2023, yang menunjukkan bahwa perempuan mengisi lebih dari separuh tenaga kerja di sektor pariwisata, yakni sekitar 54 persen. Namun, kenyataan ini belum dibarengi dengan kesetaraan, karena perempuan masih menghadapi hambatan seperti kesenjangan pendapatan sebesar 14,7 persen dibanding laki-laki, stereotip gender, serta terbatasnya akses pendidikan dan peluang karier.
Menurut Puspa, kesenjangan ini perlu segera diatasi dengan langkah strategis untuk memastikan perempuan dapat berkontribusi lebih besar dan mendapatkan pengakuan yang layak. Salah satu langkah yang dirancang oleh Kemenparekraf adalah meningkatkan kapasitas perempuan melalui pelatihan, pendampingan, dan akses pasar. Selain itu, perempuan harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan di berbagai tingkatan, sekaligus diberikan dukungan teknologi untuk memperluas peran mereka dalam mempromosikan budaya Indonesia di tingkat global.
Ni Luh Puspa menegaskan bahwa perempuan memiliki peran kunci dalam menciptakan sektor pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan. Ia optimistis, melalui kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas, perempuan dapat terus menjadi kekuatan utama dalam menjaga budaya lokal sekaligus mendukung perkembangan pariwisata Indonesia.
Acara ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah untuk memberdayakan perempuan, bukan hanya sebagai penjaga warisan budaya, tetapi juga sebagai penggerak utama pariwisata nasional.
[ Reporter : Sarjana ]