Buleleng, Balijani.id ~ Mantan Gubernur Bali, Mangku Pastika, menyampaikan pandangan tajam mengenai kondisi pembangunan di Buleleng dalam pertemuannya dengan sejumlah tokoh masyarakat di kediamannya di Desa Bubunan, Kecamatan Seririt. Ia menekankan pentingnya langkah konkret untuk membawa perubahan di kabupaten yang kaya potensi namun masih dibayangi tingkat kemiskinan yang tinggi.
“Kalau tidak ada perubahan, Buleleng akan terus miskin. Kita punya mimpi membangun bandara, tapi selalu dihadang. Apa yang ditakutkan dari bandara? Bukankah itu bisa membawa proyek besar, uang masuk, dan lapangan kerja bagi masyarakat?” ujar Mangku Pastika dengan nada penuh keprihatinan.
Menurutnya, peluang besar seperti pembangunan bandara harus direncanakan matang dan dimanfaatkan secara maksimal. Ia menyoroti pentingnya membuka akses pendidikan dan pelatihan agar tenaga kerja lokal bisa mengisi peluang kerja yang muncul.
“Kita harus berhenti menjadi penonton. Kalau ada proyek seperti bandara, kita harus siap. Pendidikan dan pelatihan harus disiapkan sejak sekarang agar anak-anak kita tidak perlu lagi merantau hanya untuk gaji UMR,” tegasnya.
Mangku Pastika juga menyoroti pentingnya hubungan yang linier antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten untuk memperlancar distribusi anggaran dan program pembangunan. Ia menyebutkan bahwa anggaran pusat (APBN) yang mencapai Rp3.600 triliun merupakan peluang besar jika digunakan dengan baik dan tepat sasaran.
“Komunikasi yang linier mempermudah proses penganggaran. Kalau kita sejalan dengan pusat, pembangunan di sektor kesehatan, pertanian, dan peternakan bisa lebih efektif. Kalau tidak linier, bahkan untuk bertamu ke kementerian saja sulit,” ungkapnya.
Mangku Pastika menambahkan bahwa pembangunan bandara di Bali Utara bukan sekadar isu politik belaka. Menurutnya, rencana ini telah mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat hingga investor internasional. Ia menyebutkan keterlibatan Direktur Utama Nasional Bali Utara dan dukungan pembiayaan yang telah dipresentasikan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok.
Dalam pesannya kepada masyarakat Buleleng, Mangku Pastika meminta agar tidak ada lagi keraguan dalam mendukung upaya pembangunan. Ia berharap masyarakat melihat peluang ini sebagai “emas” untuk membawa Buleleng keluar dari bayang-bayang kemiskinan.
Selain itu, Mangku Pastika juga menyampaikan doa dan harapannya agar pasangan Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Suardana (Sugawa-Suardana) dapat memimpin Buleleng ke arah yang lebih baik.
“Saya percaya dengan kepemimpinan yang matang dan visi yang jelas, pasangan Sugawa-Suardana dapat membawa perubahan nyata. Semoga Tuhan memberikan jalan bagi mereka untuk memimpin Buleleng dan mewujudkan cita-cita besar kita bersama,” ucapnya penuh harapan.
Mangku Pastika menutup dengan penegasan bahwa pembangunan Bali, khususnya di Buleleng, memerlukan langkah berani, dukungan masyarakat, dan komunikasi yang terarah.
“Pulau Bali kecil, hanya 0,29% dari Indonesia, tetapi dengan strategi yang tepat, kita bisa menjadi lebih besar dari angka itu.”
[ Reporter : Sarjana ]