Bangli, Balijani.id ~ Tim Yayasan Kaori Welas Asih (YKWA) yang dipimpin oleh Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota, melanjutkan kegiatan “Touring Bersepeda Motor” dengan mengunjungi Desa Wisata Penglipuran, Kabupaten Bangli. Dalam kunjungan ini, Tim YKWA mendapat sambutan hangat penuh kekeluargaan dari Kelian Desa Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta.
Desa Penglipuran dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Bali, yang kerap dikunjungi wisatawan lokal maupun internasional. Desa ini terkenal dengan tata ruang desa dan arsitektur bangunan tradisional yang khas, hingga mendapat predikat sebagai salah satu desa terbersih di dunia.
Selama kunjungan, Tim YKWA berkesempatan untuk menghadiri Karya Ngusaba Nangkan, upacara yang kembali digelar di Desa Penglipuran setelah lebih dari 30 tahun. Upacara Ngusaba Nangkan terakhir kali dilaksanakan pada tahun 1993, dan kali ini diadakan bertepatan dengan Purnamaning Kapat, berlokasi di Pura Penataran Desa Penglipuran.
I Wayan Budiarta menjelaskan bahwa penyelenggaraan kembali upacara ini dimungkinkan setelah selesai perbaikan infrastruktur desa. Keputusan untuk menggelar Karya Ngusaba Nangkan disepakati dalam Paruman Desa Adat Penglipuran, dengan siklus minimal 12 tahun sekali, jika tidak ada hambatan tertentu.
“Upacara ini adalah bentuk puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas berkah yang diberikan kepada masyarakat Penglipuran,” ujarnya.
Upacara Ngusaba Nangkan dipimpin oleh Jro Kubayan, pemimpin tertinggi dalam adat desa sesuai dengan Tegak Ulu Apat, yang memegang peran penting dalam pelaksanaan ritual ini. Menurut Budiarta, bakti atau sarana upakara dipersiapkan dengan teliti, menggunakan bahan lokal sesuai adat setempat.
Selain itu, upakara kali ini dilengkapi dengan berbagai perlengkapan adat seperti dangsil, penek, serta gegen-tegenan yang dipasang pada bangunan pura, menambah kesan sakral dan kelengkapan upacara.
“Upakara disusun secara lengkap dan sempurna untuk mencerminkan tingkat tertinggi dalam penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” tambahnya.
Dengan diadakannya kembali Karya Ngusaba Nangkan ini, Desa Wisata Penglipuran semakin mengukuhkan dirinya sebagai pusat budaya dan tradisi yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, memperlihatkan kekayaan budaya Bali yang tak lekang oleh waktu.
[ Editor : Sarjana ]