Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks
News  

Lahan Proyek PKB Belum Dibangun Sudah Untung Rp 3 Triliun Lebih

Klungkung, Balijani.id ~ Pemanfaatan lahan tidak produktif untuk ekspansi pariwisata merupakan salah satu solusi yang inovatif dan berkelanjutan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi pariwisata. Satu contoh adalah proyek Pusat Kesenian Bali (PKB) di Kabupaten Klungkung Provinsi Bali.

Ratusan hektar lahan bekas galian C Gunaksa selama ini terbengkalai dan tidak memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat dapat diubah menjadi lahan memiliki nilai tinggi dan juga sebagai destinasi wisata menarik berkelanjutan.

Proyek PKB Klungkung pada gilirannya dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah dan melestarikan budaya tanpa harus melakukan alih pungsi lahan produktif yang merusak lingkungan, seperti mengeruk tebing untuk pengembangan destinasi pariwisata dan juga pengembangan pembangunan hotel.

Berdasarkan data dapat dihimpun total lahan kawasan PKB seluas 334 hektar, namun untuk penetapan lokasi yakni sekitar 325 hektar. Dari 325 hektar ini ada sekitar 104 hektar yang tidak perlu dibayarkan lantaran milik negara. Sehingga sisanya, 221 hektar yang harus diganti rugi kepada masyarakat.

Hal penting dari proyek kawasan PKB didapat pemerintah Provinsi Bali secara signifikan, yakni keuntungan nilai aset mengalami kenaikan fantastis setelah dilakukan penataan lahan. Diperkirakan tidak kurang dari 2 tahun Provinsi Bali sudah mendapatkan keuntungan mencapai Rp 3 Triliun lebih dari aset yang belum dibangun.

Awalnya harga tanah dibayarkan pihak Provinsi Bali kepada masyarakat pada tahun 2020 sebesar Rp 22,5 juta per are. Setelah ditata dengan baik lahan kawasan PKB Klungkung saat sekarang ini bisa mencapai Rp 200 juta sampai Rp 400 juta per are.

Rencana pembangunan kawasan PKB terdiri atas 3 (tiga) zona, yaitu zona inti, zona penunjang dan zona penyangga. Pada zona inti akan berisi 15 Fasilitas Pentas Seni Tradisi dan Seni Modern.

Nantinya terdapat 12 Museum Tematik; Auditorium Bung Karno; Desa Difabel; Bali International Convention Center; Bali Exhibition Center; Pusat Promosi Ekspor; Fasilitas Pariwisata; Pelabuhan Marina; dan Taman Rekreasi Ekologis. Termasuk panggung terbuka utama dengan kapasitas 15.000 orang.

Ada pula panggung terbuka madya dengan kapasitas 4.000 orang dan panggung terbuka lain untuk kapasitas 3.000 sampai 3.500 orang yang akan dibangun di Zona Inti.

Di zona penunjang ada areal untuk hotel, apartemen, dan fasilitas usaha pariwisata. Sedangkan zona penyangga memiliki hutan dan taman ekologis tematik seluas kurang lebih 70-90 hektar.

Reporter : Sarjana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *