Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks
News  

Membangun Kebersamaan dan Nilai-nilai Cinta Kasih Melalui Gotong Royong

Oleh: Ir. Nyoman Ray Yusha, M.M*)

Buleleng, Balijani.id ~ Negara Indonesia sedang dihantam masa-masa yang sulit akibat pandemi Covid-19 yang hingga kini masih merebak dan menjangkit masyarakat. Akibat pandemi, perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah, turut pula terdampak. Apalagi belakangan, harga-harga sembako meningkat. Ditambah lagi masalah perpolitikan di Indonesia juga. Dengan banyaknya masalah ini, maka kita harus mengambil peran.

Salah satu peran yang bisa kita lakukan adalah dengan membangun kembali budaya gotong royong. Gotong royong maksudnya adalah bersama-sama dalam menyelesaikan masalah maupun pekerjaan. Jikalau pemerintah kewalahan, maka masyarakat membantu. Bantuan itu dapat berupa saran, masukan dan kritik maupun dengan tindakan nyata. Termasuk pula bergotong royong membantu sesama saudara kita, yang mengalami kesulitan akibat terdampak bencana alam.

Peran serta kita membangun budaya gotong royong, sangat dibutuhkan dalam menghadapi situasi sulit. Kita tak boleh ikut memperumit masalah dengan masalah baru. Kita jangan meminta dengan cara-cara kekerasan, tetapi dengan santun dan penuh dengan kehormatan. Budaya gotong royong merupakan cara yang ampuh dalam meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa.

Budaya gotong royong itu adalah kebersamaan kita memecahkan setiap masalah sulit di negeri ini. Sebab itu, kita jangan melakukan hal-hal di luar aturan dan adab kehidupan bermasyarakat. Bergotong royong adalah cara terbaik yang harus kita ambil saat ini untuk menciptakan kesejahteraan dan keadilan.

Sebab itu, pemerintah pun harus setiap waktu menyampaikan dan mengajak seluruh anak bangsa menerapkan budaya gotong royong dalam kehidupan. Kita dapat memulainya dengan cara sederhana dulu seperti ikut membersihkan lingkungan rumah, membuat acara bantuan kesehatan dan pendidikan serta banyak lagi. Dengan demikian, negara akan sangat terbantu dengan peran serta masyarakat menguatkan budaya gotong royong.

Perlu diingat juga, jangan sampai kita bertengkar karena sebuah urusan, agenda kegiatan maupun sesuatu acara yang melibatkan kita. Apa yang sulit dikerjakan maka diselesaikan dengan cara bergotong royong tadi. Alhasil, kita bisa mendapatkan apa yang menjadi keinginan seluruh masyarakat. Mari bergotong royong dimulai dari sekarang dalam menghadapi masalah di negeri ini.

Gotong royong merupakan salah satu akar peradaban yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan menjadi landasan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Tradisi gotong royong, telah mengakar kuat sejak jaman dahulu, dan telah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, oleh leluhur kita, orang tua kita, sebagai perwujudan dari nilai-nilai kemanusiaan.

Nilai tersebut sudah selayaknya tetap menjadi pondasi kehidupan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Walaupun harus kita akui, bahwa kondisi sosial, ekonomi dan politik masyarakat Indonesia saat ini, sangat rentan untuk melunturkan nilai-nilai tersebut.

Globalisasi, kemiskinan dan situasi politik yang tidak menentu disebut-sebut sebagai faktor utama yang menyebabkannya.

Di tengah situasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara saat ini. pentingnya nilai kebersamaan dalam masyarakat yang menjelma menjadi gotong royong ini melandasi kehidupan bangsa Indonesia, sudah seharusnya revitalisasi gotong royong ini harus kita upayakan secara terus menerus dalam konteks kekinian.

Budaya gotong royong, adalah implementasi dari nilai-nilai cinta kasih, kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Budaya gotong-royong merupakan kekuatan besar masyarakat Indonesia yang perlu terus dipupuk dan dikembangkan di negeri ini. Dengan budaya gotong royong, kita akan mampu merasakan senasib sepenanggungan, dalam menghadapi segala persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, seiring dengan kemajuan zaman, modernisasi telah mengubah kehidupan bermasyarakat, bahkan ada pendapat bahwa modernisasi itu adalah suatu tradisi bagi masyarakat pada masa sekarang ini.

Modernisasi melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, hal ini seharusnya jangan sampai membuat Bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya.

Membangun budaya gotong royong, sebagai perwujudan nilai-nilai cinta kasih, harus terus dipupuk, sehingga rasa senasib, sepenanggungan, perwujudan rasa bahwa kita adalah saudara bisa dilakukan dari hal-hal kecil .

Patut kita sadari, dalam membangun karakter bangsa kita perlu meningkatkan dan menyadari adanya nilai-nilai kearifan lokal. Yakni budaya gotong royong, yang sejak dulu dikenal masyarakat sebagai sarana untuk bekerja sama dan tolong menolong antar anggota masyarakat dalam menyelesaikan kepentingan bersama yang didasarkan pada solidaritas sosial.

Sungguh disayangkan bila gotong royong sebagai nilai budaya masyarakat dan kearifan lokal dilupakan dalam kehidupan bermasyarakat

Budaya gotong royong ini, merupakan warisan budaya tak benda, yang dimiliki bangsa Indonesia, yang telah lekat sejak jaman dahulu kala, dan merupakan bentuk kearifan lokal, atau biasa disebut sebagai kebijakan setempat (local wisdom).

Akan tetapi, seiring perkembangan zaman yang makin modern membuat kondisi masyarakat Indonesia pada saat ini cenderung individualistis dan materialistis.

Tak dapat dipungkiri karena pada kenyatannya kondisi sosial masyarakat perkotaan lebih bersifat individualis yang terkadang sama tetangga sebelah rumahnya pun tidak ada komunikasi.

Mereka pada umumnya memiliki pola pikir materialis yang mengukur dan menilai segala sesuatu berdasarkan nilai materi. Permasalahannya adalah tanpa ada kearifan lokal dari masyarakat setempat, budaya gotong royong mungkin sudah sirna (hilang).

Gotong royong merupakan satu di antara ciri khas dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Secara garis besar, gotong royong tertuang dalam Pancasila yaitu sila ketiga ‘Persatuan Indonesia’.

Gotong royong sudah mendarah daging, bahkan menjadi kepribadian bangsa dan merupakan budaya yang telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat, hampir seluruh daerah di Indonesia menanamkan nilai gotong royong.

Gotong royong berasal dari kata ‘gotong’ yang berarti bekerja, dan ‘royong’ yang berarti bersama.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gotong royong mempunyai arti bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu) di antara anggota-anggota suatu komunitas.

Menurut ahli bernama Sakjoyo dan Pujiwati Sakjoyo gotong royong merupakan adat istiadat tolong-menolong antara warga dalam berbagai macam lapangan aktivitas sosial, baik berdasarkan hubungan tetangga kekerabatan yang berdasarkan efisien yang sifatnya praktis dan ada pula aktivitas kerja sama yang lain.

Sampai saat ini, gotong royong masih melekat dalam masyarakat. Perilaku gotong royong bukan hanya tentang menyelesaikan pekerjaan, tetapi sekaligus untuk mempererat hubungan masyarakat.

Manfaat dan Tujuan serta Jenis Gotong Royong

Gotong royong merupakan akar budaya yang telah lekat dan menjadi ‘ruh’ dalam kehidupan masyarakat. Gotong-royong memiliki manfaat dan tujuan yang luhur, agar tercipta kebersamaan, rasa senasib sepenanggungan.

Gotong royong juga bermanfaat untuk menumbuhkan rasa dan sikap saling tolong-menolong, sukarela, saling membantu, dan memiliki sifat kekeluargaan, membina hubungan sosial yang baik dengan masyarakat di sekitar, menciptakan rasa kebersamaan dan menumbuhkan kasih sayang.

Melalui gotong royong, juga akan mempererat tali silaturahmi (persaudaraan), meringankan pekerjaan dan menghemat waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, meningkatkan produktivitas kerja, serta terciptanya rasa persatuan dan kesatuan dalam lingkungan sekitar.

Karakteristik Gotong Royong

Bangsa Indonesia memiliki sifat dasar yang menjadi unggulan bangsa serta tidak dimiliki bangsa lain.

Terciptanya rasa kebersamaan dalam setiap pekerjaan yang akan dilakukan.

Memiliki nilai yang luhur secara turun temurun dalam kehidupan.

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan karena di dalam kegiatan bergotong-royong, semua pekerjaan yang akan dilakukan secara bersama tidak memandang kedudukan tingkat derajat seseorang.

Memiliki makna saling membantu guna mencapai kebahagiaan serta kerukunan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama yang memiliki sifat sukarela tidak mengharapkan memperoleh imbalan apa pun.

Editor : Nyoman Sarjana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *