Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks
News  

Heboh! Masyarakat Besipa,e NTT, Menjerit Meminta Keadilan di Tanah Kelahirannya Sendiri

Besipa E, NTT, Balijani.id ~ Forum Studi Mahasiswa Asal amanuBan (FORMABAN) kota kupang, memperingati hari sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal (28/10/2022 ) di Besipa,e. dimana, di tempat ini, sebanyak 19 rumah masyarakat Besipa,e tergusur, dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah provinsi NTT, kamis, (20/10/2022) lalu.

Pada momen tersebut masyarakat Besipa,e mempertanyakan enam orang perwakilan anggota DPRD dari TTS di provinsi. Dan dari pantauan awak media, saat Formaban datang, masyarakat Besipa,e menyambut mereka dengan tangisan air mata, Minggu, (30/10/2022).

Sementara itu, perwakilan warga Besipa,e Nikodemus mana,o menyampaikan bahwa,

“Pemerintah provinsi NTT menganaktirikan kami masyarakat Besipa,e.karena melakukan penggusuran tanpa ada pertanggung jawaban, Sehingga membuat anak- anak trauma, hingga berujung tidak pernah ke sekolah dari sejak di gusur rumah kami, dimanakah enam orang anggota Dewan yang berasal dari TTS, sehingga tidak pernah membuka suara, apakah kami bukan masyarakat mereka ?,” ungkapnya, bertanya tanya sambil meneteskan airmata.

Disebutkan oleh Niko, “Dari enam orang anggota Dewan mewakili TTS ke provinsi yaitu, Emelia Nomleni, ince sayuna, Reni UN, Obed Naitboho, Eduart Lione, Yohanis lakapu, mereka duduk disana buat apa, hingga sampai saat ini, menutup mata dengan persoalan ini, membuka suara di publik saja tidak pernah. Ini ada apa!! Mereka duduk disana untuk kepentingan siapa??, Karena enam orang ini yang sebenarnya membawa suara kami, tapi sampai saat ini mereka diam, dalam perjuangan kami, sampai saat ini tidak pernah ketemu orang-orang yang di utus dari TTS, bahkan 2018 kami audensi, orang lain yang terima kami,” Jelasnya.

Niko berharap, anggota DPRD dari TTS mendengar keluhan mereka, dan dapat memperjuangkan hak mereka di provinsi.

“Kami berharap untuk segera kembalikan Hak kami, Karena ini semena-mena, terlalu menggintimidasi kami, hak kami diambil lalu kami mau bagaimana, kami binggung!! Sehingga kami berharap enam orang anggota dewan yang di sebut, tolong dan mohon bantu untuk selesaikan persoalan ini. kami memiliki Bapa dan Mama yang duduk manis di sana, tetapi kami tersiksa disini, anak- anak disini mengorbankan sekolah mereka hanya karena persoalan ini, karena saat gusur rumah kami bertepatan dengan hujan, sehingga buku-buku dan pakaian sekolah dari anak-anak terendam lumpur dan hilang,” Tutupnya.

[ BJ/Oskar ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *