Kota Kupang, Balijani.id ~ Program Studi Pendidikan Penyuluh Agama (Prodi PPA), sukses selenggarakan Seminar Nasional (SemNAs) via _Zoom_ selama 2 (dua) hari, Jumat sampai sabtu, 26-27 April 2024, di IAKN Kupang. Sebagai Informasi, Prodi PPA berada dibawah Jurusan Pendidikan Seni dan Konseling Kristen, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Kristen, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang.
Eko Kale, sebagai Ketua Panitia SemNas Prodi PPA 2024, dalam kata sambutannya mengatakan
“Pemilihan tema merupakan hasil dari pemikiran yang mendalam atas realitas saat ini. Kita menyadari bahwa tantangan dalam ranah penyuluhan agama semakin kompleks, dan hal ini menuntut kepemimpinan yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga moral yang kokoh.” Ujarnya.
Lanjut, Tema “Kepemimpinan yang Berintegritas bagi Penyuluh Agama” bukanlah sekadar sebuah konsep, melainkan refleksi dari kebutuhan mendesak akan kepemimpinan yang bermartabat dan berakhlak mulia dalam menyebarkan nilai-nilai Agama. Integritas menjadi pondasi yang tidak terpisahkan dari kualitas seorang pemimpin, terutama di lingkungan yang sensitif seperti penyuluhan agama. Oleh karena itu, melalui seminar ini, kami berharap dapat menggali lebih dalam mengenai esensi integritas dalam konteks kepemimpinan agama, serta menginspirasi para penyuluh agama untuk menjadi teladan yang kokoh dalam prinsip-prinsip moral dan etika. Kepemimpinan yang berintegritas adalah pondasi yang tak tergantikan dalam membimbing dan membentuk masyarakat yang mampu menghargai dan mengamalkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan keutamaan moral. Saat ini, dalam dinamika zaman yang terus berkembang, peran penyuluh agama menjadi semakin vital dalam mempertahankan esensi dan kebenaran ajaran agama di tengah tantangan dan godaan yang beragam.
Dengan semakin kompleksnya isu-isu sosial dan keagamaan yang dihadapi masyarakat, kehadiran Penyuluh Agama yang berintegritas menjadi sangat penting. Para Penyuluh Agama tidak hanya bertugas sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan dan pembimbing spiritual. Seminar ini hadir sebagai wadah yang sangat dibutuhkan bagi kita semua untuk menggali lebih dalam pemahaman tentang esensi kepemimpinan yang berintegritas dalam konteks penyuluhan agama. Melalui diskusi, refleksi, dan pembelajaran bersama dalam seminar ini, kami berharap dapat memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai integritas dalam kepemimpinan bagi penyuluh agama. Kami percaya bahwa dengan memperdalam pemahaman ini, kita akan menjadi lebih mampu menjalankan peran sebagai agen perubahan yang membawa dampak positif dalam masyarakat, dengan membangun fondasi yang kokoh atas prinsip-prinsip moral dan etika dalam penyuluhan agama. Berkaitan dengan itu, kami akan menghadirkan para narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing untuk berbagi pemikiran, pengalaman, dan pandangan mereka tentang pentingnya integritas dalam kepemimpinan penyuluh agama. Keputusan untuk memilih narasumber yang berkualitas ini kami lakukan dengan tujuan untuk memberikan konten yang bermutu dan relevan bagi semua peserta.
Ditempat terpisah, Plh Rektor IAKN Kupang, dalam hal ini Wakil Rektor 2 IAKN Kupang, Maxy Lak`apu, M.Pd.K, dalam sambutannya sebelum membuka acara SemNas, menekankan pentingnya karakter yang kuat sebagai pondasi bagi pemimpin untuk memimpin dengan integritas, kejujuran, dan tanggung jawab. Ia juga menegaskan bahwa seorang pemimpin yang berkarakter tidak mencari kambing hitam atau alasan untuk menghindari tanggung jawab, melainkan siap menerima konsekuensi dari tindakannya dan belajar dari kesalahan. Tegasnya.
Johanis Uly Kale, A.Md, S.Pd, yang juga merupakan Wakil Bupati Kab.Sabu Raijua sebagai Narasumber pertama membawakan materi “Pemimpin Muda Yang Berkarakter” dalam materinya mengatakan “Menjadi Pemimpin Muda Yang Berkarakter membuka peluang baru dan sekaligus menghadirkan tantangan bagi generasi muda. Di tengah perubahan yang cepat ini, kepemimpinan yang berkarakter dan berintegritas menjadi semakin penting untuk membangun masa depan yang lebih baik. Pemimpin Muda yang Berkarakter di era digital harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat dan berani menginisiasi solusi inovatif untuk menjawab berbagai tantangan. Kemampuan berpikir kritis membuat kita untuk menganalisis informasi, mengidentifikasi pola, dan membuat proyeksi yang tepat menjadi kunci untuk menavigasi era digital yang kompleks.
Lanjut, Tokoh inspiratif bisa menjadi memotivasi bagi kita untuk berubah lebih baik. Tokoh inspiratif juga memunculkan ide untuk bisa melakukan sesuatu. Mengevaluasi diri secara berkala, mengidentifikasi kelemahan, dan berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang. Karisma dapat membawa seseorang ke puncak, tetapi karakter mempertahankan seseorang tetap di puncak. Tutupnya. Yang menjadi moderatornya yakni Meyrlin Saefatu, M.Th, Dosen Prodi PPA.
Pemateri kedua dibawakan oleh Dr. Khoe Yao Tung, M.Sc.Ed.,M.Ed.,DTh, merupakan Dosen Pascasarjana Univ. Pelita Harapan Jakarta dengan materi “Pemimpin Kristen Yang Berintegeritas Menjadi Inklusif Bagi Semua”. Dalam paparan materinya menyampaikann “Orang benar yang bersih kelakuannya, berbahagialah keturunannya (Amsal 20:7). Pemimpin inklusif mengakomodasi perspektif berbeda, memfasilitasi dialog terbuka, mempromosikan budaya kesetaraan, dan menghindari diskriminasi atau pengucilan dalam konteks kerja. Menjadi pemimpin inklusif, Kepekaan terhadap kebutuhan individu, serta kesediaan untuk mengambil tindakan yang mempromosikan inklusi dan keadilan. komitmen untuk memahami dan mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin menghalangi inklusi, seperti bias dan stereotip.”. Tutupnya. Irene Elvira Daik, M.Psi Dosen Prodi PPA, yang menjadi moderator dalam materi sesi kedua tersebut.
Dilanjutkan oleh Pemateri ketiga oleh Merling T. L. L. C Messakh, S.Th, M.Pd, merupakan Dosen Prodi PPA IAKN Kupang, membawakan materi dengan judul “Etika Kepemimpinan Kristen dari Formalistik hingga Konstruktif bagi Penyuluh Agama” Etika Formalistik mengutamakan ketaatan terhadap aturan dan prinsip yang telah ditetapkan, dengan fokus pada struktur dan prosedur yang jelas. Pemimpin Kristen yang mengikuti pendekatan ini percaya bahwa kepatuhan kepada aturan akan membawa keadilan dan ketertiban dalam pelayanan agama. Etika Konstruktif menekankan pada pengembangan diri, keterlibatan positif, dan inklusivitas. Pemimpin Kristen yang menganut pendekatan ini memprioritaskan hubungan yang kuat dengan anggota jemaat atau komunitas, memfasilitasi pertumbuhan individu, dan mempromosikan kolaborasi serta dialog. Pendekatan konstruktif ini memandang setiap orang sebagai individu yang unik, dengan potensi untuk berkembang dan berkontribusi. Etika formalistik menawarkan struktur dan kejelasan, sementara etika konstruktif menekankan pada hubungan yang penuh kasih dan pertumbuhan individu. Pemimpin Kristen perlu mempertimbangkan kebutuhan dan konteks spesifik dari gereja atau komunitas mereka, serta mengadopsi pendekatan yang paling sesuai untuk mencapai tujuan pelayanan agama Kristen yang sejati yakni memuliakan Allah dan melayani umat-Nya dengan kasih. Tutupnya. Yang menjadi Moderatornya Kurniawati Aseleo, M.Pd.K, merupakan Dosen dari Prodi PPA.
Materi terakhir dibawahkan oleh Mahasiswa Semester 6 Prodi PPA, IAKN Kupang, Bilsan Atarot Afi, dengan judul “Pertumbuhan Karakter Remaja Kristen di Era Digital”. Dalam Materi SemNas Indonesia adalah negara berkembang dengan upaya digitalisasi yang sudah sangat mumpuni. Teknologi sudah menyebar di bidang kesehatan, pertanian, industri, transportasi, bidang komunikasi dan informasi serta bidang-bidang lainnya. Menekankan pada peran keluarga (orang tua), menanamkan pendidikan agama sesuai tingkat perkembangan anak, memelihara hubungan kasih sayang yang adil dan merata, melakukan pengawasan yang intensif terhadap aktivitas anak untuk menekan kemungkinan berperilaku negatif, mengajak atau melibatkan anak-anak dalam kegiatan yang bermanfaat dan dapat menghibur mereka, memberikan pengertian kepada anak-anak bahwa mereka juga memiliki tanggung jawab dan kewajiban dalam menjalani kehidupan, menjaga keharmonisan rumah tangga. Tutupnya. Iren Y. Lopis Mahasiswa Mahasiswa Semester 6 Prodi PPA, IAKN Kupang, yang menjadi Moderatornya.
Para peserta _Zoom_ SemNas berprofesi sebagai dosen, guru, penyuluh agama, mahasiswa, pengajar sekolah minggu, tenaga kependidikan, penyelenggara kristen, pegawai dan kepala sekolah di 22 Kabupaten/Kota NTT. Kegiatan ini ditutup oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen, Dr. Kristian E.Y.M. Afi, M.Pd.K, dalam sambutannya, Dekan FKIPK menekankan tentang pentingnya menjadi pemimpin yang berintegritas.
“Saat ini kita dihadapkan dengan tantangan yang sangat kompleks karena itu kita butuh menjadi pemimpin yang berintegritas” Ujar Dekan. Kegitan SemNas ini didampingi oleh Wakil dekan 2 FKIPK, Delsylia T. Ufi, M.Si, Koord.Prodi PPA, Merita F. Naisanu, M.Si serta Tendik Prodi PPA, Susantri S. Taopan, S.Pd.K.
Reporter : Eko Kale
Editor : Sarjana