Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks
News  

“Kang Emil Merindukan Eril”

Caption : “Kang Emil Merindukan Eril”

Balijani.id – Ridwan Kamil harus kembali ke Indonesia. Di antara duka mendalam. Langsung menuju Kota Bandung, kantornya sebagai Gubernur Jawa Barat. Masa cutinya berakhir hari ini, 04 Juni 2022.

Kang Emil, sapaannya — terpaksa meninggalkan Kota Bern, Swiss. Berjarak sekira 11.333 km dari Bandung. Perbedaan waktu lima jam. Pulang dengan penuh kesedihan tak terkira. Dalam bayangan Sungai Aare yang membelah destinasi wisata Eropa. Membentang 17,8 km. Sungai yang memeluk putra sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz. Ya, Eril — panggilannya masih dalam pencarian. Sudah delapan hari berlalu. Masih harus menunggu waktu. Entah esok atau lusa, berharap jasad anak tercinta ditemukan.

Rasa duka cita mendalam. Rasa simpati tiada henti. Hari-hari itu mendekap rasa pilu Kang Emil, istri dan keluarganya. Rasa duka yang juga dirasakan banyak orang. Sang ayah yang harus berpisah dengan anak tercinta. Pergi dan tiada pernah kembali.

Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat — hakikatnya manusia biasa. Tak kuasa menahan rasa sedih dan pilu dalam hati. Tak sepadan jabatan, ketika harus kehilangan si buah hati. Tidur tak nyenyak, makan tak enak. Betapa pun, telah ikhlas menghadapi kenyataan — pastilah jasad Eril dapat segera ditemukan. Ridwan Kamil pun “harus” pulang. Tugas memanggil. Melangkah bagai tak tentu arah. Gontai, tertunduk lesu dan minim gairah. Lagi, terbayang seorang ayah yang harus kehilangan anak tercinta.

Sulit diungkapkan dengan kata-kata. Hampir pasti, berjalan sambil memikirkan jasad anaknya yang belum ditemukan. “Tak ada ujian yang lebih berat daripada orangtua kehilangan anak,” kata sejawatnya, Gubernur Jakarta Anies Baswedan.

Ridwan Kamil kembali bertugas, bukanlah keputusan mudah. Pergolakan batin berkelanjutan. Betapa sebagai ayah kehilangan suryanya. Tiba-tiba redup, langit pun kelam. Hati sedih dan merana. Kehilangan buah hati, jiwa pun terguncang. Rasa pedih dalam hati.

Tampak raut wajah Ridwan Kamil dalam kesedihan. Ingin rasanya menyampaikan pesan, sebaiknya berkantor di Gedung Pakuan. Tak mesti segera di Gedung Sate, Kantor Pemprov Jawa Barat. Setidaknya untuk satu dua pekan mendatang. Mengendalikan pemerintahan, sementara ini didampingi keluarga. Sambil memonitor lanjutan pencarian jasad ananda Eril.

Kepergian Eril untuk selamanya. “Betapa hatiku takkan pilu..Telah gugur pahlawanku…”
Eril adalah pahlawan bagi ayahnya, Kang Emil. Eril, pahlawan menuju kemandirian.

Sang ayah tak membiarkannya sebatas anak gubernur. Tak cukup gelar sarjana teknik yang baru disandangnya dari universitas ternama, ITB. Menginspirasi, memotivasi jenjang studi. Meniti prestasi.

Mengutip kata bijak, “perjalanan beribu mil — dimulai langkah pertama. Itu pula langkah pertama Eril. Musibah menghadang. Tak kuasa bertahan. Eril menuju perjalanan (beribu mil) di luar fana. Menuju alam baqa, dalam takdir Illahi.

Hari-hari sepi pilu berlalu. Ridwan Kamil dan keluarga tersesak rindu. Kerinduan tiada bandingan. Merindukan anak tercinta, Eril — dalam pangkuan Nya. ( TiM BJ )

Penulis : Imam Wahyudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *