News  

Partisipasi Pemilih Muda Rendah, Kampus Jadi Ruang Strategis Pendidikan Demokrasi

Singaraja, Balijani.id| Tingkat partisipasi pemilih muda dalam pemilu masih menjadi perhatian serius dalam upaya memperkuat demokrasi. Kelompok usia muda yang seharusnya menjadi motor penggerak perubahan justru dinilai belum sepenuhnya terlibat secara aktif dalam proses demokrasi. Kondisi tersebut mendorong penguatan pendidikan demokrasi di lingkungan perguruan tinggi sebagai ruang strategis pembentukan kesadaran politik generasi muda.

Kondisi tersebut menjadi latar belakang pelaksanaan kegiatan pendidikan demokrasi di Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan, Selasa (16/12/2025). Kegiatan ini menyasar mahasiswa sebagai pemilih muda agar memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai kepemiluan dan demokrasi.

Materi yang disampaikan meliputi sejarah demokrasi, pihak-pihak yang dipilih dalam pemilu, serta tiga aspek utama dalam pemilihan umum. Peserta sosialisasi juga dibekali pemahaman mengenai golongan putih (golput), termasuk dampak negatif yang ditimbulkan apabila hak pilih tidak digunakan. Ditekankan pula bahwa seluruh tahapan pemilu dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang bersumber dari rakyat, sehingga partisipasi pemilih menjadi bentuk tanggung jawab bersama.

Selain aspek pemilih, peserta juga diperkenalkan dengan syarat-syarat untuk menjadi pemilih serta peluang berperan sebagai pelaku sejarah demokrasi melalui keterlibatan sebagai penyelenggara pemilu, seperti anggota KPPS, PPS, maupun PPK pada masa mendatang. Penyampaian materi dikemas secara interaktif dengan studi kasus (test case) untuk mengukur pemahaman peserta.

Pendidikan demokrasi ini juga menyoroti masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemilu, khususnya di Kabupaten Buleleng yang memiliki jumlah penduduk cukup besar. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan demokrasi yang partisipatif dan inklusif.

Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM, Putu Arya Suarnata, menegaskan bahwa kampus memiliki peran strategis dalam membentuk pemilih yang cerdas dan bertanggung jawab.

“Pemilih muda adalah penentu arah demokrasi ke depan. Kampus menjadi ruang yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi agar partisipasi pemilih muda dapat meningkat secara berkelanjutan,” ujarnya

Ia berharap pendidikan demokrasi yang dilaksanakan saat ini dapat memberikan dampak nyata di masa depan, sehingga generasi muda tidak hanya hadir di TPS, tetapi juga memiliki kesadaran kritis dan komitmen kuat terhadap demokrasi.

[ Editor : Sarjana ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *