News  

Tradisi “Nyiramang Paice” Pujawali Pura Desa, Desa Adat Tista Desa Baktiseraga

Buleleng, Balijani.id| Tradisi atau Ritual setiap Pujawali Pura Desa Desa Adat Tista Desa Baktideraga Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng merupakan bagian dari upacara adat dan ritual nyiramang paice, yang dilaksanakan pada hari selasa ( 4/11/2025 )

Prosesi ini memiliki makna penting dalam menjaga kesucian, memuliakan, serta memohon keselamatan dan ketajaman pikiran.

Makna dan Tujuan
Tujuan utama dari upacara nyiramang Paice adalah: Penyucian (Pewangsuhan): Membersihkan paice di berstana di gaduh secara fisik dari karat dan kotoran, serta secara spiritual dari energi negatif.

Penghormatan Leluhur: Memuliakan warisan leluhur yang berupa senjata, Batu, pertama dan bentuk lainnya yang diyakini sebagai simbol perjuangan dan jati diri.

Ketajaman Pikiran: Secara filosofis, nyiramang adalah hari untuk mengasah ketajaman pikiran dan kecerdasan, dan paice menjadi simbolisasi dari pikiran yang tajam tersebut.

Pemeliharaan Fisik: Perawatan rutin ini juga bertujuan untuk menjaga agar paice yang di Pura Desa Adat Tista tetap awet dan tidak mudah rusak atau berkarat.

Waktu Pelaksanaan
Upacara nyiramang Paice secara rutin dilaksanakan pada yang jatuh setiap 210 hari sekali dalam kalender Bali. Penyiraman ini biasanya dilakukan sehari sebelum hari H purnama ke lima

Prosesi dan Perlengkapan

Prosesi Nyiramang Paice dilakukan dengan mengikuti aturan adat yang sakral. Berikut adalah tahapan umumnya:

Persiapan Banten (Sesajen): Upacara diawali dengan menghaturkan sesajen atau banten terlebih dahulu sebagai bentuk permohonan izin dan penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan roh leluhur.
Pewangsuhan (Pencucian) yang berstana di gaduh pura desa adat Tista

Paice kemudian dibersihkan dengan air suci atau air khusus. Cairan yang digunakan bervariasi tergantung dresta (tradisi lokal), tetapi umumnya meliputi:
Air dari sumber mata air (kelebutan)
Air kumkuman (air rendaman bunga-bunga),
Pembersihan Fisik: Setelah direndam atau diwangsuh, Paice dibersihkan dengan hati-hati, dan paling unik dalam nyiramang harus kerandan Lanang dengan sorak – Sorai dan tabuh gamelan yang keras

Penyimpanan Paice yang telah disucikan kemudian dibungkus dengan kain putih atau kain mori dan disimpan kembali dengan layak.

Tradisi ini adalah wujud nyata dari penghormatan kerama desa i terhadap warisan budaya dan nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.

Upacara diakhiri dengan pemujaan yang dipimpin oleh Jro Mangku Desa Gede Ngurah Pertama dan pemangku Tri Kayangan Tiga, Prajuru, Tridatu, Pecalang dan kerama desa dan persembahyangan bersama untuk memohon berkah dan keselamatan

[ Penulis : Nyoman Sarjana ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *