Denpasar, Balijani.id ~ Bali kembali mendapat sorotan positif di kancah nasional. Ketua Umum DPP Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO), memuji kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster yang dinilainya mampu menjaga jati diri Bali sebagai benteng kebudayaan sekaligus contoh daerah berdaya menuju Indonesia sejahtera.
Dalam Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Hanura Bali IV di The Trans Resort Bali, Senin (11/8/2025), OSO mengaku terkesan dengan paparan Koster yang dianggap semakin matang dalam memimpin daerah.
“Saya tadi sangat terkesan dengan pidato Pak Gubernur. Beliau semakin hari semakin cerdik dan lihai. Ada hal-hal yang beliau lakukan, dan ada pula yang beliau tidak lakukan meskipun itu bisa menguntungkan daerahnya. Hal ini tentu perlu dibahas,”
ujarnya.
OSO menegaskan, memimpin daerah bukan perkara mudah. Menurutnya, dinamika kepentingan di daerah kerap memicu persaingan, namun Bali mampu menjadikan keragaman sebagai kekuatan membangun sistem pemerintahan yang kokoh.
“Terlihat sederhana, tetapi di daerah itu pada umumnya sudah gontok-gontokan, ingin mencapai prestasi masing-masing yang berbeda-beda keinginannya. Namun, Bali tetap memiliki keragaman yang mampu membangun sistem ke depan,”
katanya.
Ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indonesia, mulai dari kondisi ekonomi global yang tidak menentu, perubahan geopolitik, hingga ancaman budaya asing yang berpotensi menggerus nilai luhur bangsa.
“Hal ini juga disampaikan oleh Pak Gubernur. Kami tidak janjian untuk membahasnya, tapi kebetulan pandangan kami sejalan. Ancaman ini merupakan bahaya moral bagi bangsa Indonesia, terutama di wilayah dan daerah,”
tegasnya.
Meski tantangan itu nyata, OSO mengajak publik bersyukur karena Bali tetap tegak sebagai benteng kebudayaan dengan keindahan alam, kearifan tradisi, dan harmoni manusia-alam-Tuhan melalui konsep Tri Hita Karana. Namun ia mengingatkan adanya ancaman komersialisasi, spekulasi tanah, dan penetrasi budaya asing yang dapat merusak kelestarian adat.
“Ada ancaman komersialisasi yang mengganggu kelestarian lingkungan, spekulasi tanah dan properti yang menggeser rakyat dari tanahnya sendiri, serta penetrasi budaya asing yang menggerus adat dan nilai-nilai lokal. Inilah yang dimaksud oleh Pak Gubernur,”
jelasnya.
OSO menutup dengan pesan bahwa hanya pemimpin yang setia pada rakyat, daerah, dan negara yang akan bertahan di tengah badai godaan dan tekanan.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali mengapresiasi dukungan penuh Hanura pada Pilkada Serentak 2024 sehingga pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan menang di delapan kabupaten/kota serta di tingkat provinsi. Koster menilai sinergi dengan Hanura selama ini berjalan baik, termasuk dalam merumuskan arah pembangunan Bali ke depan.
Koster memaparkan tantangan demografi Bali yang berpotensi mengancam kelestarian budaya akibat pertumbuhan penduduk rendah, yakni 0,66% di bawah rata-rata nasional. Bahkan, ia menyoroti kemungkinan hilangnya nama-nama tradisional seperti Ketut dalam 50 tahun ke depan. Karena itu, kebijakan KB di Bali kini tidak lagi membatasi jumlah anak demi menjaga identitas budaya.
“Telah disepakati bahwa di Bali berlaku konsep ‘Keluarga Berencana’ tanpa batasan jumlah anak, empat, lima, bahkan enam anak diperbolehkan, asalkan dari satu istri. Tujuannya adalah menjaga keberlangsungan identitas budaya dan tradisi nama khas Bali,”
ungkapnya.
Koster juga menegaskan bahwa isu demografi ini menjadi bagian dari Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun yang dirancang untuk menjaga kualitas, daya saing, dan keberlanjutan Bali hingga tahun 2125. Ia mengaku konsep ini lahir dari arahan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, yang membuatnya memikirkan detail perencanaan selama berhari-hari.
“Gagasan ini merupakan arahan langsung dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Saat pertama kali diminta merancangnya, saya sempat memikirkan konsep ini hingga tiga malam tanpa tidur, memikirkan bagaimana memulainya, siapa yang akan dilibatkan, dan apa saja yang harus disiapkan,”
pungkasnya.
[ Editor : Sarjana ]