Denpasar, Balijani.id ~ Suasana Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Denpasar, Selasa malam (1/7), mendadak berubah dari sekadar panggung pertunjukan seni menjadi panggung emosional yang penuh haru. Bukan hanya karena kemegahan Parade Gong Kebyar Anak-anak yang digelar dalam rangka Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, melainkan karena hadirnya sosok yang selama ini dikenal konsisten menjaga nyala api budaya Bali yaitu Gubernur Wayan Koster.
Begitu menginjakkan kaki di area Art Centre, Koster langsung dikerubuti pengunjung. Bukan aparat. Bukan pejabat. Tapi masyarakat biasa yang datang jauh-jauh hanya untuk menyaksikan PKB dan berharap bisa bersua dengan pemimpinnya.
Suasana menjadi begitu hidup, bahkan haru ketika seorang ibu paruh baya dari Sembiran, kampung halaman Koster di Buleleng, meneteskan air mata saat berhasil menjabat tangan sang Gubernur.
“Rahayu Bapak Gubernur, tetap jaga budaya kami,”
ucapnya pelan dengan suara bergetar.
Tak butuh panggung mewah atau pengeras suara bagi Koster untuk menyatu dengan masyarakat. Ia berjalan perlahan, menyapa satu per satu pengunjung, dari anak-anak hingga lansia, dari seniman cilik hingga pengunjung dari luar pulau seperti Lampung. Bahkan, ia tampak merunduk agar sejajar dengan anak-anak yang ingin berswafoto, sambil memberikan pesan menyentuh:
“Semangat ya, terus berkarya dan jaga tradisi Bali,”
ucap Gubernur lirih.
Antusiasme tak hanya datang dari penonton, tapi juga dari para seniman muda. Seusai tampil, mereka berebut momen berharga, berfoto dengan orang nomor satu di Bali yang mereka kenal bukan hanya sebagai Gubernur, tapi juga pelindung seni budaya.
“Ini bukan sekadar pesta seni. Ini ruang batin yang menyatukan pemimpin dengan rakyatnya. Ada cinta di sini,”
ujar seorang seniman muda dari Karangasem.
Penampilan duta Jembrana begitu apik dengan Tabuh Kreasi dan Tari Kidang Kencana. Duta Karangasem membalas lewat tabuhan energik dan tarian Belibis yang memukau. Suara gamelan, sorak penonton, dan tepuk tangan bertalu-talu membuat malam itu seperti hidup kembali dalam denyut Bali yang otentik.
PKB malam itu tak sekadar memamerkan seni. Ia menjadi saksi cinta Bali pada pemimpinnya. Sebuah malam yang tak hanya indah, tapi juga membekas di hati.













