Denpasar, Balijani.id – Gubernur Bali Wayan Koster mengajak seluruh masyarakat Pulau Dewata untuk menjadikan perayaan Tumpek Krulut sebagai momentum menumbuhkan rasa kasih sayang, kepedulian sosial, dan harmoni dalam kehidupan sehari-hari. Dirayakan setiap 210 hari menurut kalender Bali, Tumpek Krulut yang juga disebut Rahina Tresna Asih, bukan sekadar tradisi, melainkan ajaran hidup yang mengakar kuat dalam dresta Bali sebagai bentuk cinta kasih universal.
“Ngiring sareng sami bangkitkan kesadaran hidup saling mengasihi, saling memberi, saling menyayangi, saling menghormati, serta memupuk rasa persaudaraan,” demikian ajakan yang digaungkan Gubernur Koster kepada masyarakat.
Melalui momentum ini, masyarakat diajak untuk menunjukkan rasa kasih dengan tindakan nyata. Mulai dari memberi perhatian antar anggota keluarga, guru dan murid, orang tua dan anak, hingga pasangan hidup. Bentuknya bisa sederhana memberi bunga, hadiah kecil, atau bahkan sekadar perhatian tulus yang memantik senyum. Tak berhenti di lingkaran pribadi, Gubernur juga mengingatkan pentingnya tresna asih dalam konteks sosial. Aksi kemanusiaan seperti mengunjungi panti asuhan, panti werdha, rumah sakit, lembaga pemasyarakatan, hingga donor darah adalah wujud konkret dari cinta kasih yang berakar pada budaya Bali. Inisiatif seperti ini sejalan dengan nilai-nilai humanity movement yang juga digaungkan oleh berbagai organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah Indonesia (PMI).
“Ngaturang rasa tresna asih melalui berbagai media, bukan sekadar ucapan, tetapi dengan gerakan nyata,” tegasnya.
Tumpek Krulut tidak hanya tentang romantisme, tapi lebih dalam: menjaga rasa sebagai manusia Bali yang penuh welas asih. Gubernur Koster yang dikenal sebagai sosok pemimpin yang konsisten menjaga nilai-nilai adat dan spiritual, kembali menegaskan bahwa cinta kasih harus menjadi dasar dalam membangun masyarakat yang ajeg, damai, dan seimbang. Di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan individualistik, momentum ini hadir untuk mengingatkan kembali esensi hidup dalam konsep Tat Twam Asi—bahwa kita adalah bagian dari sesama. Dengan semangat Tumpek Krulut, Gubernur Bali mengajak semua pihak tanpa memandang usia dan latar belakang untuk menebar kasih, saling mendukung, dan terus menghidupkan Bali yang berkarakter, spiritual, dan penuh taksu.

[Reporter: Ida Bagus Wisnu Suputra]