Golkar Bali Dorong Pemberdayaan Petani Lewat Program “Dari Desa ke Desa”, Perkuat Basis Elektoral Menuju 2029

Petani Bali tersenyum sambil memegang hasil panen, didampingi kader Golkar Bali, dalam program pemberdayaan "Dari Desa ke Desa" menuju Pemilu 2029.
Foto: Kegiatan Golkar Bali dalam program pemberdayaan petani “Dari Desa ke Desa di Bali” untuk memperkuat basis elektoral menuju 2029. Kamis, 9 Mei 2025.

Denpasar, Balijani.id ~ Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Bali Dr. I Nyoman Sugawa Korry menggulirkan program strategis bertajuk “Dari Desa ke Desa” guna memperkuat pemberdayaan petani sekaligus meningkatkan daya saing elektoral di tengah dominasi PDIP di Bali. Program ini dijalankan melalui Badan Pemberdayaan dan Pembinaan Petani Golkar Bali (BP3 GB) yang diketuai oleh Jro Putu Tesan, dengan menyasar kelompok tani, pelaku wirausaha desa, dan masyarakat akar rumput secara langsung.

Sejak diluncurkan pada 2021 hingga awal 2024, program ini telah menjangkau lebih dari 500 desa di seluruh Bali. Beberapa bentuk bantuan yang sudah direalisasikan antara lain:

100.000 bibit alpukat hass, difokuskan di wilayah Buleleng, Badung, dan Jembrana. Program ini ditujukan untuk mengurangi ketergantungan pada impor serta mendorong ekspor ke pasar Tiongkok.

25.000 bibit durian kane, yang kini mulai dilirik pasar domestik dan ekspor.

30.000 stek vanili, meskipun pengembangan tanaman ini masih menghadapi tantangan berupa penyakit busuk batang.

Bibit jagung untuk 400 kepala keluarga (KK) dari kelompok tani hutan sosial, sebagai bagian dari upaya pelestarian hutan rakyat dan kawasan lindung.

Hasil evaluasi menunjukkan pertumbuhan tanaman cukup menjanjikan, dan sebagian komoditas telah memasuki masa panen. Dalam waktu dekat, Ketua DPD Golkar Bali juga menjalin kerja sama ekspor produk pertanian seperti alpukat, manggis, durian, dan salak ke China melalui kemitraan dengan Minhuang (Zhejiang) Agriculture Development Co., Ltd. Pengiriman ekspor perdana dijadwalkan pada pertengahan Mei 2025, sekaligus membuka peluang impor terbatas untuk barang yang tidak diproduksi dalam negeri seperti kabel elektronik, bawang putih, dan pir.

Secara politik, dampak program ini mulai terlihat. Pada Pemilu 2024, Golkar mencatatkan kenaikan kursi DPRD kabupaten/kota se-Bali dari 58 menjadi 60 kursi. Di wilayah Buleleng dan Badung, perolehan meningkat signifikan, dari 7 menjadi 11 kursi. Meski di tingkat provinsi dan pusat target tambahan belum tercapai, Golkar Bali menilai ini sebagai landasan kuat menuju pemantapan basis suara di Pemilu 2029.

Program “Dari Desa ke Desa” menjadi manifestasi komitmen Golkar Bali terhadap politik kesejahteraan berbasis desa dan pertanian. Dengan pendekatan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, partai ini berharap bisa terus memperluas dukungan elektoral sambil meningkatkan taraf hidup petani lokal secara berkelanjutan.

“Dari Desa ke Desa”, Strategi Golkar Bali Bangun Kekuatan dari Akar Rumput”

Program “Dari Desa ke Desa” yang digagas Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. I Nyoman Sugawa Korry muncul sebagai respons cerdas atas kuatnya dominasi PDIP di Bali. Lewat pendekatan langsung ke masyarakat desa, Golkar memilih jalur pemberdayaan petani sebagai fondasi untuk memperkuat posisi politik sekaligus membantu peningkatan kesejahteraan warga.

Dilaksanakan sejak 2021 dan menjangkau lebih dari 500 desa, program ini dijalankan oleh Badan Pemberdayaan dan Pembinaan Petani Golkar Bali (BP3 GB) di bawah kepemimpinan Jro Putu Tesan. Fokusnya jelas: membantu petani lewat bibit unggul dan pelatihan praktis.

Bantuan yang disalurkan mencakup 100.000 bibit alpukat hass (dengan sasaran ekspor ke China), 25.000 bibit durian kane (yang sangat diminati pasar), 30.000 stek vanili (meski masih terbentur kendala penyakit tanaman), serta bibit jagung bagi 400 KK dari kelompok tani hutan sosial.

Tak berhenti di sektor pertanian, Golkar Bali juga menginisiasi kerja sama dagang internasional. Ekspor perdana produk Bali ke China dijadwalkan pertengahan Bulan Juni 2025, berbarengan dengan rencana impor komoditas tertentu dan penanaman bawang putih di lahan 50 hektar sebagai bagian dari diplomasi kuota.

Dari sisi politik, hasil Pemilu 2024 menunjukkan dampak konkret: kursi DPRD kabupaten/kota naik dari 58 ke 60, dengan lonjakan signifikan di Buleleng dari 7 kursi menjadi 11 kursi dan Badung dari 7 kursi menjadi 11 kursi. Meski kursi di tingkat provinsi dan pusat belum bertambah, program ini dinilai berhasil membangun pondasi elektoral yang lebih kokoh untuk 2029.

Tak hanya menyasar petani, program ini juga merangkul milenial, pelaku usaha, dan kaum intelektual, menjadikannya strategi politik kesejahteraan yang terukur dan berjangka panjang.

Dengan pendekatan yang membumi dan berdampak nyata, “Dari Desa ke Desa” menjadi bukti bahwa politik bisa hadir lewat kerja nyata—bukan hanya janji. Golkar Bali pun makin siap menyambut perubahan besar yang dipercaya akan datang pada 2029, saat peta kekuasaan nasional mulai bergeser.

Ke depan, Golkar Bali akan memperluas program ini dengan menambah 250.000 bibit alpukat, 40.000 bibit durian kane, serta mengembangkan ketahanan pangan melalui penanaman bawang putih, bawang merah, dan cabai. Dengan komitmen kuat untuk mendukung masyarakat desa, Golkar Bali yakin dapat semakin memperkuat posisinya menuju Pemilu 2029, sambil memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan Bali secara keseluruhan.

[ Reporter : Sarjana ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *