Buleleng, Balijani.id ~ Selama 6 jam Bali mengalami blackout cukup membuat kalang kabut masyarakat terlebih lokasi objek-objek vital terkait layanan publik. Berbagai spekulasi muncul yang menjadi penyebab terjadinya pemadaman massal tersebut. Dari terganggunya kabel interkonkesi Jawa Bali hingga gangguan berawal dari PLTU Celukan Bawang. Hal ini dipertegas oleh pihak PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali.
Menurut PLN, indikasi awal gangguan terjadi dari PLTU Celukan Bawang Unit #2 yang menyebabkan terhentinya pasokan listrik di sebagian wilayah Bali. Kendati kemudian Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo yang memimpin langsung pemulihan system mengatakan bahwa indikasi sementara gangguan pada sistem penyaluran listrik.
“Secara teknis, indikasi gangguan terpantau terjadi pada sistem penyaluran kabel laut, namun kepastian penyebabnya masih terus ditelusuri dan bukan akibat dari serangan siber atau yang lainnya,” kata Darmawan.
Sementara itu, General Energy Bali (GEB), pengelola PLTU Celukan Bawang, memastikan Pembangkit Listrik Celukan Bawang bukanlah penyebab blackout yang melumpuhkan seluruh Bali pada Jumat sore (2/5/2025). Kepasatian itu disampaikan langsung oleh Manajer Teknis PLTU Celukan Bawang, Helmy Rosadi, menyusul simpang siurnya informasi di public terkait penyebab blackout.
“Penyebab utama adalah gangguan pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV di Jawa Timur yang berdampak memberi gangguan pada kabel bawah laut sistem transfer Jawa–Bali. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan daya di sistem Bali,” terang Helmy Rosadi, Sabtu (3/5/2025).
Akibat gangguan itu, menurut Helmy, pembangkit harus diamankan dengan melepaskan diri dari Subsistem Bali. Dan itu dilakukan oleh semua pembangkit di Subsistem Bali, baik milik PLN maupun swasta.
“Jadi, tidak benar PLTU Celukan Bawang menjadi penyebab utama blackout. PLTU Celukan Bawang Unit 2 justru baru trip satu menit setelah pembangkit-pembangkit lain di Bali sudah turun dari sistem lebih dulu,” imbuhnya.
Helmy mengatakan, trip terjadi karena sistem kelistrikan menarik daya reaktif (MVAR) melebihi kapasitas akibat gangguan di jaringan. Daya reaktif terserap hingga 228 MVAR, sementara batas aman hanya 80 MVAR.
“Ini bukan kesalahan dari pihak kami, melainkan respons otomatis terhadap sistem yang terganggu. PLTU Celukan Bawang ikut padam karena seluruh sistem jaringan kelistrikan Bali mengalami ketidakseimbangan daya. Dan proteksi pembangkit kami aktif secara otomatis, mengikuti standar keselamatan sistem kelistrikan,” terang Helmy.
Menurut Helmy saat ini PLTU Celukan Bawang sedang dalam proses pemulihan system setelah terjadinya mati lampu (Blackout) di sistem Bali. PLTU Celukan Bawang segera melakukan penerapan Standard Operating Procedure (SOP) Blackout dan pengecekan seluruh parameter unit untuk memastikan seluruh Unit dalam kondisi aman.
“Laporan teknis lengkap sedang disusun dan akan segera dikirim ke pihak PLN dan pada pukul 23:38 WIB hari Jumat (2/5/2025) Boiler Unit #2 PLTU sudah berhasil dinyalakan.Target pemulihan Unit 2 sekitar pukul 03.00 WITA dini hari. Kami berkomitmen untuk mendukung pemulihan sistem kelistrikan Bali secepatnya,” tandas Helmy.
[ Reporter : Sarjana ]