Berita Sarin Gumi Nusantara
RedaksiIndeks
News, Opini  

Agung Wiranata : Demokrasi Itu Memperkokoh Konstruksi Moral

Buleleng ( Bali ), Balijani.id ~ Dalam beberapa pekan terakhir ini, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita tengah diuji. Sebagai anak bangsa, seakan kita abai akan eksistensi kita sebagai bangsa yang berbudaya, termasuk dalam mensikapi persoalan-persoalan bernegara.

Pergumulan kepentingan yang berujung pada kegaduhan kian mengemuka. Apabila tidak disikapi dengan arif, berpotensi merusak nilai-nilai persatuan dan kesatuan, berpotensi konflik dan rentan perpecahan.

Tokoh Puri Buleleng Anak Agung Wiranata Kusuma, S.H, M.H Buleleng coba mengurai akar persoalan yang terjadi, dan merajutnya menjadi sebuah solusi untuk perbaikan bangsa ini ke depan. Redaksi Balijani.id mencoba merangkumnya. Berikut petikannya.

Balijani.id

“Menjadi keprihatinan kita saat ini, tensi politik cenderung mengalami peningkatan. Apa pendapat Anda mensikapi tensi politik yang sedang hangat seperti sekarang ini ?”

Agung Wiranata

“Naiknya tensi politik adalah hal yang wajar, kita tidak perlu mensikapi dengan berlebihan, apalagi membuat statement yang bisa menimbulkan kegaduhan. Kita rasakan, suhu politik memang cenderung mengalami peningkatan, karena politik merupakan bagian dari kehidupan bangsa. Memanas wajar-wajar saja, apalagi jelang perhelatan pesta politik yakni Pemilu 2024, Pilkada dan Pilpres di tanah air Indonesia.”

“Saya berharap, kita semua memiliki komitmen dalam mengawal demokrasi ini, seluruh pemangku jabatan atau pihak-pihak yang berkompeten, bisa menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga pesta demokrasi bisa berjalan dengan baik pula, dan menghasilkan pemimpin yang terbaik sesuai pilihan rakyat.”

Balijani.id

“Tak bisa dipungkiri, pada setiap gelaran Pemilu, muncul potensi konflik, apakah ini merupakan kemunduran demokrasi ?”

Agung Wiranata

“Saya kurang sependapat bahwa konflik itu merupakan kemunduran demokrasi. Pemilu sejatinya ajang demokrasi yang mesti dilaksanakan secara aman dan damai. Oleh sebab itu, diperlukan kebijakan yg tepat dan pengawasan secara optimal dalam menciptakan stabilitas nasional dan daerah.”

“Hal terpenting yang harus dilakukan untuk meminimalisir konflik, harus dilakukan sejumlah langkah, diantaranya mengintensifkan edukasi publik dalam menyikapi proses dan hasil Pemilu. Kemudian, membuat prosedur antisipasi sedini mungkin, terhadap kemungkinan adanya potensi gangguan dalam setiap tahapan Pemilu.Yang terpenting masyarakat harus terus diingatkan bahwa Pemilu yang baik itu adalah LUBER. Langsung artinya tidak boleh diwakilkan. Umum artinya berlaku sama terhadap setiap anak bangsa. Bebas artinya tidak boleh dalam tekanan/paksaan.dan rahasia. Artinya siapapun tidak boleh tahu apa yg tiap individu pilih. Jadi kalau itu dipegang dan laksanakan secara benar dan konsekuen. Maka pasti pemilu itu aman.”

“Ke depan, sebagai tokoh Puri dan juga sebagai warga Buleleng saya akan mengajak masyarakat dan generasi z, untuk mengedukasi publik bagaimana berpolitik yang baik, santun, cerdas.”

“Tak kalah penting, membangun komitmen semua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden untuk menciptakan pemilu dan pilpres aman, sejuk dan edukatif. Jika langkah ini dilakukan, saya meyakini, Astungkara potensi konflik itu bisa diminimalisasi.”

Balijani.id

“Bicara partai politik, kita bicara soal visi dan misi serta komitmen, di tengah tergerusnya kepercayaan publik terhadap parpol. Sebagai pucuk tokoh independen, apa program strategis dalam menyongsong pemilu 2024 ?”

Agung Wiranata

“Begini Pak Man tentunya kita terlebih dahulu akan merubah mindset masyarakat, agar tidak terus menerus berprasangka buruk terhadap pemilihan wakil rakyat dan pemimpin. Kami dari indenpenden akan mengajak masyarakat dan generas z untuk memiliki komitmen kuat, berintegritas. pemilih yang berintegritas dan profesional sangat diperlukan bagi kemajuan Bangsa Indonesia . Proses kaderisasi perlu dipersiapkan secara serius, berjenjang, dan berkelanjutan.”

“Dan perlu diingat bahwa Indonesia mengajut azas Demokrasi Pancasila( bukan demokrasi libral). Artinya dalam berdemokrasi kita tetap mengedepankan etika. Moral dan santun yang tentunya harus berlandaskan Pancasila, Yaitu:

•Berketuhanan : (jujur berkomiment dan bermoral).

• berkemanusiaan : saling memanusiakan satu sama lain. Adil serta beradab.

• Dalam berdemokrasi kita mencari solusi yang terbaik untuk menyatukan perbedaan yang ada.

•musyawarah mufakat : kalau ada perbedaan segera kita lakukan langkah yg terbaik dengan cara musyawarah selanjutnya kita sepakati apa yang terbaik untuk bangsa ini.

•Adil : adil disini bukan utk satu kelompok. Tetapi Adil untuk bangsa secara keseluruhan.”

“Jadi biarkan saja masyarakat memilih sesuai dengan hati nuraninya tidak perlu digiring ke arah tertentu sesuai dengan keinginan salah satu golongan. Sehingga semuanya akan mengalir sesuai dengan kehendak rakyat.”

[ BJ/TIM ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *