Buleleng, Balijani.id| Perkelahian antar pelajar yang terjadi di kawasan Pantai Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, menyita perhatian publik setelah videonya viral di media sosial. Insiden tersebut tidak hanya memunculkan kekhawatiran soal kekerasan di kalangan pelajar, tetapi juga menyorot pentingnya peran cepat aparat dan sekolah dalam mencegah konflik berlanjut.
Dalam rekaman video berdurasi sekitar 1 menit 40 detik yang beredar luas melalui WhatsApp dan media sosial, terlihat dua pelajar saling pukul di area pantai. Puluhan pelajar lain yang mengenakan seragam olahraga sekolah tampak berada di sekitar lokasi dan hanya menyaksikan peristiwa tersebut tanpa melerai.
Perkelahian itu diketahui melibatkan pelajar yang diduga berasal dari SMA Negeri 1 Gerokgak dan terjadi pada Jumat (12/12) siang. Setelah beberapa saat, keduanya berhasil dipisahkan. Menariknya, usai kejadian, kedua pelajar tersebut terlihat saling bersalaman dan sepakat berdamai di lokasi.
Polsek Gerokgak bersama pihak sekolah langsung menindaklanjuti peristiwa tersebut dengan menggelar mediasi pada Sabtu (13/12) siang di SMAN 1 Gerokgak. Proses mediasi melibatkan kepala sekolah, aparat kepolisian, para guru, wali kelas, serta orang tua dari kedua siswa.
Kedua pelajar yang terlibat diketahui masih duduk di bangku kelas X dan berada di kelas yang sama, masing-masing berinisial Made KDM dan Kadek WE.
Kapolsek Gerokgak, Kompol I Made Derawi, menjelaskan bahwa pemicu perkelahian berasal dari persoalan pribadi yang berkembang menjadi emosi tidak terkendali.
“Berawal dari persoalan hubungan dengan seorang perempuan, sehingga terjadi salah paham dan emosi yang tidak terkendali hingga berujung perkelahian,” jelas Kompol I Made Derawi, Minggu (14/12).
Dalam mediasi tersebut, kedua siswa beserta orang tua masing-masing dipanggil dan diberikan pembinaan. Keduanya menyampaikan permohonan maaf, berjanji tidak mengulangi perbuatan serupa, serta menandatangani surat pernyataan.
Hasil mediasi menyepakati penyelesaian secara kekeluargaan dan tidak membawa perkara ke ranah hukum. Meski demikian, pihak sekolah tetap memberikan sanksi edukatif sesuai tata tertib, serta memperkuat pembinaan karakter melalui layanan bimbingan dan konseling.
Peristiwa ini menjadi cerminan bahwa konflik kecil di kalangan pelajar dapat berkembang cepat jika tidak dikelola dengan baik. Respons cepat aparat dan sekolah diharapkan menjadi contoh penanganan yang mengedepankan pembinaan, sekaligus menjadi pengingat pentingnya pengawasan dan komunikasi dalam membentuk karakter pelajar yang sehat dan bertanggung jawab.
[ Editor : Sarjana ]












