Buleleng, Balijani.id| Ketua DPD Partai NasDem Buleleng, I Made Jayadi Asmara, S.Sos, memaparkan kondisi politik Kabupaten Buleleng yang dinilainya memiliki karakter khas dan berbeda dibandingkan daerah lain di Bali. Dengan wilayah terluas di Pulau Dewata dan jumlah pemilih terbanyak, Buleleng kerap disebut sebagai barometer politik Bali.
Kabupaten Buleleng tercatat memiliki 608.863 pemilih, menjadikannya daerah dengan basis pemilih terbesar di Bali. Kondisi ini, menurut Jayadi Asmara, membuat dinamika politik di Buleleng selalu bergerak dan sulit diprediksi.
Masyarakat Buleleng dikenal egaliter, terbuka terhadap perubahan, serta memiliki karakter petarung. Sejarah mencatat perlawanan rakyat Buleleng terhadap kolonialisme Belanda, mulai dari Perang Banjar hingga Perang Jagaraga, sebagai bukti kegigihan dan keberanian masyarakatnya. Nilai kesetaraan dan keterbukaan itu masih tercermin hingga kini dalam pilihan politik warga.
“Dalam hal politik, masyarakat Buleleng cenderung independen dan tidak mudah terkooptasi oleh satu kekuatan politik tertentu,” jelas Jayadi Asmara.
Kondisi tersebut tercermin dari komposisi DPRD Buleleng. Dalam dua pemilu terakhir, 2019 dan 2024, tidak ada satu partai pun yang mampu menguasai kursi mayoritas. Partai pemenang hanya meraih sekitar 40 persen kursi, sementara sisanya terbagi ke enam partai politik lainnya. Situasi ini berbeda dengan sejumlah daerah lain yang kerap disebut sebagai kandang partai tertentu dengan dominasi suara hingga 70–80 persen.
Menurut Jayadi Asmara, konfigurasi multi-partai di parlemen justru menunjukkan demokrasi di Buleleng berjalan sehat karena mekanisme check and balance tetap terjaga.
Saat ini, peta politik di sembilan daerah pemilihan DPRD Buleleng masih dinamis. Dari sembilan dapil tersebut, tiga kecamatan—Gerokgak, Banjar, dan Busungbiu—belum berhasil mengirimkan wakil ke DPRD Buleleng.
“Kita mematok target mendapatkan tambahan dua kursi dari tiga dapil ini, sambil tetap berupaya mempertahankan enam kursi di dapil yang sudah ada,” ujar Jayadi Asmara.
Ia mengakui target tersebut bukan pekerjaan mudah dan membutuhkan kerja ekstra. Sejumlah langkah strategis pun disiapkan, mulai dari penguatan branding partai, optimalisasi kerja sosial dan politik, advertensi massif melalui platform digital dan media konvensional, hingga rekrutmen kader secara selektif berbasis kekuatan elektoral.
Selain itu, NasDem Buleleng juga berupaya memaksimalkan peran fraksi di DPRD sebagai corong partai, bersinergi dengan kader di DPRD Provinsi dan DPR RI, serta memastikan setiap kebijakan dan keputusan DPP tersampaikan hingga ke struktur terbawah.
Jayadi Asmara menegaskan dinamika politik Buleleng akan terus bergerak seiring waktu. Sebagai salah satu kekuatan politik, NasDem menyatakan komitmennya untuk terus berikhtiar menjaga kepercayaan rakyat dan memberi kontribusi nyata bagi kemajuan Kabupaten Buleleng.
[ Reporter : Sarjana ]












