Buleleng, Balijani.id| DPRD Buleleng kembali menggelar rapat paripurna untuk mendengar pendapat Bupati terkait Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) inisiatif tentang fasilitasi penyelenggaraan pendidikan Widyalaya dan Pasraman. Rapat berlangsung di Ruang Sidang Utama DPRD Buleleng pada Selasa (9/12/2025).
Wakil Bupati Buleleng I Gede Supriatna menyampaikan bahwa pemerintah daerah siap melanjutkan pembahasan ranperda tersebut. Sebelum memberikan pandangan resmi, ia menekankan pentingnya penguatan pendidikan bercirikan Hindu di tengah tekanan budaya digital yang memengaruhi perilaku remaja.
“Maraknya perilaku menyimpang remaja seperti pergaulan bebas, konsumsi alkohol, hingga melemahnya ikatan sosial di Desa Adat merupakan dampak dari penetrasi budaya populer melalui media digital,” ujar Gede Supriatna.
Ia menegaskan bahwa globalisasi digital memunculkan pola konsumsi budaya yang tidak selalu selaras dengan nilai Hindu Bali. Kondisi itu dinilai dapat melemahkan orientasi identitas generasi muda. Karena itu, keberadaan Widyalaya dan Pasraman dipandang sangat penting sebagai ruang pendidikan agama, pembinaan moral, sekaligus penyaring budaya.
Dalam rapat tersebut, Gede Supriatna juga menyoroti perlunya pendalaman terkait kewenangan pemerintah daerah. Pasraman nonformal berada di bawah kewenangan Desa Adat sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019, sementara Widyalaya memiliki landasan hukum melalui Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2024. Ia menegaskan bahwa sinkronisasi regulasi menjadi kunci agar ranperda tidak berbenturan dengan aturan lebih tinggi.
“Diperlukan pembahasan komprehensif untuk memastikan ruang lingkup fasilitasi pemerintah daerah agar tidak bertentangan dengan regulasi yang lebih tinggi,” kata Gede Supriatna.
Rapat paripurna berikutnya akan digelar untuk mendengarkan jawaban Fraksi DPRD Buleleng atas pendapat Bupati terhadap Ranperda Fasilitasi Penyelenggaraan Pendidikan Widyalaya dan Pasraman. Rangkaian pembahasan diharapkan menghasilkan regulasi yang tepat, aplikatif, dan mendukung penguatan pendidikan keagamaan di Buleleng.
[ Editor : Sarjana ]












