Buleleng, Balijani.id| Gubernur Bali Wayan Koster meresmikan Pemugaran dan bangunan baru Pura Penyusuhan, Desa Adat Kubutambahan, Buleleng, pada Rabu (5/11). Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti, yang sekaligus mengiringi suksesnya Upacara Ngenteg Linggih dan Menawa Ratnayang berlangsung khidmat.
Upacara besar ini dipuput dengan baik (Labda Karya) oleh Ida Pedanda Gede Oka Manuaba, dan Ida Agraha Griya Taman Manuaba dari Desa Adat Kubutambahan. Kehadiran Gubernur Koster dalam prosesi upacara ini menjadi bentuk ngayah (pengabdian) dan komitmen nyata terhadap pelestarian warisan budaya Bali.
Dalam sambrama Wacananya , Gubernur Koster menyampaikan rasa terima kasihnya atas undangan Upacara Ngenteg Linggih. Ia menegaskan, kehadirannya di Pura Penyusuhan merupakan bagian dari rangkaian perjalanan dan pengabdiannya sebagai Gubernur.
Gubernur Koster menjelaskan bahwa kondisi bangunan pura sebelumnya kurang memadai, padahal Pura Penyusuhan memiliki sejarah yang sangat tua, berkaitan erat dengan zaman Kerajaan Warmadewa.
“Mungkin ada petunjuk dari beliau untuk ngayah di sini,” ujar Gubernur, mengacu pada petunjuk spiritual (kletek Bayu) yang mendorongnya merencanakan perbaikan.
Proses perbaikan melibatkan tim ahli dari Universitas Udayana untuk memastikan pembangunan berjalan lancar, menghasilkan bangunan pura yang klasik namun megah sesuai dengan karakteristik ukiran khas Bali Utara.
Gubernur Koster menyatakan kepuasannya terhadap hasil pembangunan tersebut, yang didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Bali dengan anggaran sebesar Rp1,05 Miliar lebih.
“Astungkara periode kedua, saya bisa ngayah lagi untuk karya Ngenteg Linggihnya,” tambahnya.
Ngayah Menata Seluruh Pura di Bali, Koster Disambut Antusias Pemedek
Gubernur Koster mengungkapkan harapannya untuk terus berbhakti kepada masyarakat Kubutambahan.
Di hadapan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng yang juga turut hadir, Gubernur Koster menginstruksikan agar Pura lain di Buleleng yang memerlukan perhatian pemerintah segera dicek dan diselesaikan.
Ia menekankan bahwa penataan tidak hanya berfokus di Buleleng, namun mencakup seluruh Bali, baik secara sekala (nyata) maupun niskala (spiritual).
Gubernur juga mengemukakan Beberapa program besar yang disoroti untuk pembangunan di masa depan seperti di
Pura Besakih, Penyempurnaan kawasan penunjang, termasuk pembangunan jalan baru untuk kelancaran dan kenyamanan pemedek.
Pura Batur, kata Koster rencana pembangunan kawasan parkir pada tahun 2026 dengan komitmen anggaran Rp250 Miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), untuk mengatasi kemacetan dan menata kerapian parkir.
Lalu diungkapkan pula berdirinya Turyapada Tower sebagai pembangunan ikon wisata paling megah dan unik di Buleleng. Ditambah Pembangunan shortcut untuk mempermudah akses masyarakat.
Juga rencana Pelabuhan Sangsit Yang sudah dilakukan studi kelayakan untuk pelabuhan logistik dan pariwisata.
Gubernur Koster berharap semua rencana ini dapat tuntas sebelum masa jabatannya berakhir pada Februari 2030. Ia menutup sambutannya dengan mengungkapkan kebahagiaannya bisa ngayah di Pura Penyusuhan, memohon restu Ida Bhatara agar semua berjalan lancar.
Setelah penandatanganan prasasti, Gubernur Koster disambut dengan riuh tepuk tangan ratusan pemedek dan penyungsung pura. Meski diiringi hujan gerimis, warga berebutan untuk berfoto bersama orang nomor satu di Bali tersebut.
[ Editor : Sarjana ]












