News  

Ubah Mindset Masyarakat: PSBS di Buleleng Dorong Gerakan Bersama Kelola Sampah dari Rumah

Buleleng, Balijani.id| Kegiatan Sosialisasi Program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) dan Gerakan Bali Bersih Sampah yang digelar di Desa Umeanyar dan Desa Adat Pancasari, Kabupaten Buleleng, Selasa (28/10/2025), menjadi momentum penting dalam menggerakkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dari rumah sendiri.

Kegiatan ini menghadirkan berbagai narasumber lintas bidang, di antaranya Dr. Agustinus Dei dari Tim Percepatan Penanganan Sampah (PSP PSBS) Provinsi Bali; Prof. Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S., Guru Besar Pertanian Organik Universitas Udayana; Camat Sukasada, I Gusti Ngurah Suradnyana; dan Sekretaris I TP PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Hermawati Supriatna.

Prof. Luh Kartini, anggota tim PSBS Provinsi Bali sekaligus akademisi, menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat. Ia mengingatkan agar kebiasaan membakar sampah segera dihentikan karena berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

“Kebiasaan membakar sampah harus segera dihentikan,” tegasnya.

Menurutnya, pengelolaan sampah berbasis sumber tidak hanya soal mengurangi timbulan sampah, tetapi juga memanfaatkan kembali sumber daya alami yang terkandung di dalamnya.

“Bali telah mendeklarasikan diri menuju pertanian organik, sehingga pengolahan sampah organik dapat diintegrasikan dengan pemanfaatan cacing tanah atau vermicompost untuk menghasilkan pupuk alami,” jelasnya.

Prof. Kartini juga mengingatkan bahwa sampah plastik mengandung tujuh bahan kimia berbahaya, termasuk dioksin, yang dapat menyebar hingga radius lima kilometer.

“Dioksin bisa masuk ke tanah, air, kulit, makanan, dan darah manusia. Dampaknya sangat berbahaya, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa gerakan kebersihan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan gerakan moral untuk menjaga bumi, Bhuana Agung dan Lingga Yoni sebagai sumber kehidupan.

Sementara itu, Camat Sukasada, I Gusti Ngurah Suradnyana, mengungkapkan dukungannya terhadap pelaksanaan program PSBS.

“Kami memiliki 14 desa dengan penduduk hampir 96 ribu orang. Sejalan dengan kebijakan Provinsi Bali, kami terus mengedukasi masyarakat agar memahami dan menerapkan pengelolaan sampah berbasis sumber,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa pihak kecamatan telah membangun dua Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan menerapkan perarem khusus di desa adat. Selain itu, juga dikembangkan konsep Teba Modern — pengelolaan sampah rumah tangga berbasis pekarangan untuk mendukung ekonomi sirkular di masyarakat.

Sementara itu, Sekretaris I TP PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Hermawati Supriatna, menyerukan komitmen bersama seluruh lapisan masyarakat.

“Mari kita ubah pola pikir dari sekadar membuang menjadi mengelola sampah. Landasan hukum hingga peraturan menteri sudah lengkap, tinggal komitmen kita untuk menjalankannya,” katanya.

Menurutnya, sampah merupakan persoalan nasional yang harus diselesaikan secara gotong royong oleh pemerintah, lembaga, desa adat, dan keluarga.

“Mari kita ubah mindset kita untuk memisahkan dan mengelola sampah agar Bali benar-benar bebas dari sampah,” tambahnya.

Melalui kegiatan sosialisasi di Buleleng ini, masyarakat diajak menumbuhkan kesadaran bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga gerakan bersama yang dimulai dari rumah, dari keluarga, dan dari diri sendiri.

[ Editor : Sarjana ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *