Jakarta, Balijani.id| Delapan tahun perjalanan Ikatan Media Online (IMO) Indonesia menjadi momentum berharga untuk merefleksikan kembali kiprah dan kontribusi organisasi badan usaha pers Indonesia ini dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemberitaan yang informatif dan edukatif.
Sebagai organisasi yang tumbuh dari bawah, perjalanan IMO untuk sampai di tahap ini bukan sebuah perjuangan yang mudah. Jatuh-bangun, maju-mundur, sampai dengan kembang-kempis telah menghiasi trajektori panjang IMO untuk terus bisa berdiri di tengah dinamika dan tantangan yang luar biasa.
Sedikit flashback, pada saat berdiri, IMO telah hadir sebagai salah satu organisasi badan usaha pers online di Indonesia. Waktu itu, asosiasi media hanya sebatas para pewartanya, sementara untuk asosiasi badan usaha pers di sektor online belum begitu terlihat.
Sebagai salah satu pionir, IMO hadir dengan satu keberanian yang tinggi dengan melihat berbagai peluang dan tantangan yang ada. Ketika diresmikan, IMO belum tumbuh sebagai organisasi dengan jaringan yang cukup besar. Tercatat hanya ada beberapa media yang menjadi anggota IMO.
Namun, berkat konsistensi untuk terus tumbuh dan berkembang, ditambah beberapa gebrakan besar yang menjadi daya tarik organisasi ini, seperti pembuatan e-certificate yang mengintegrasikan seluruh peta sebaran media anggota se-Indonesia.
Inovasi ini cukup efektif membuat perusahaan media bergabung dalam satu barisan. Alhasil, seiring berjalannya waktu, jumlah keanggotaan terus bertambah hingga mencapai ratusan media dari berbagai daerah di Tanah Air yang menjadi kekuatan bersama.
Komitmen utama IMO adalah bukan hanya memperjuangkan eksistensi media anggota, tapi juga mengokohkan peran strategis pers dalam mendorong pemberitaan nasional yang masif, kredibel dan dapat dipercaya masyarakat.
Senafas dengan Asta Cita
Jika hari ini negara republik Indonesia tengah berjuang untuk mewujudkan visi besar bangsa yang tertuang dalam Acta Cita Presiden Prabowo Subianto, maka IMO sejak awal berdiri sudah menafasi semangat yang sama, dan nilai-nilai prinsipil yang terus dipegang dan diperjuangkan selaras dengan apa yang menjadi bagian integral dari visi besar pemerintahan saat ini, yakni menciptakan generasi emas 2045.
Persenyawaan visi dan semangat itu dapat dilihat dari konsistensi IMO selama delapan tahun membangun negeri melalui pemberitaan yang edukatif dan mencerdaskan.
IMO-Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam mendampingi dan mengembangkan media-media menengah ke bawah, khususnya media yang padat karya, namun memiliki keterbatasan modal dan teknologi untuk tumbuh, berkembang dan bersaing dengan media-media yang telah mapan.
Di tengah derasnya arus digitalisasi, transformasi media adalah sesuatu yang bukan saja ditakdirkan untuk beradaptasi, tapi juga tantangan yang dihadapi adalah yang paling tidak mudah untuk dilewati.
Bagi media-media besar dengan sumber daya kapital yang kuat, kemajuan teknologi adalah sesuatu yang sangat mempermudah akselerasi dan ekspansi. Hal ini membuat mereka kian mendominasi ruang pemberitaan cetak maupun daring.
Sementara, di saat yang sama, media-media kecil kerap berjuang dengan penuh kegetiran dengan segala keterbatasan teknologi, finansial, dan sumber daya manusia untuk bisa menjaga keberlanjutan. Alhasil, di tengah situasi penuh ketidakpastian ini, IMO-Indonesia hadir sebagai payung yang melindungi, memberdayakan, sekaligus memperjuangkan keberlangsungan media lokal agar tetap relevan dan berdaya saing.
Adapun, langkah-langkah konkret yang telah dilakukan IMO selama hampir genap satu dekade ini meliputi pembinaan jurnalisme profesional, pelatihan penguatan kapasitas sumber daya manusia, serta advokasi terhadap kebijakan publik yang berpihak pada badan usaha pers baik di pusat maupun di daerah.
IMO juga tidak ketinggalan dalam mendorong penerapan standar etik jurnalistik dan kode etik perusahaan media demi menjaga kepercayaan publik terhadap media anggota. Pendekatan yang dibangun tidak hanya tentang penguatan dari sisi administratif, tetapi juga pada aspek kualitas dan karakter media anggota agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan idealisme.
Mengenai keselarasan visi IMO- Indonesia dengan Asta Cita Prabowo Subianto, terutama dalam hal peningkatan literasi nasional. IMO-Indonesia menyadari bahwa peran penting dalam agenda membangun SDM unggul harus dimulai dari penguatan literasi masyarakat.
Melalui jaringan media IMO yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, IMO menjadi medium strategis untuk meningkatkan literasi digital dan wawasan kebangsaan, khususnya bagi generasi muda yang kini hidup di era informasi serba cepat.
Apa yang selama ini menjadi keyakinan IMO adalah bahwa pers bukan hanya sarana penyebar informasi, melainkan juga agen edukasi dan pembentuk opini publik. Dalam konteks inilah, IMO- Indonesia memainkan peran penting sebagai pembawa obor pengetahuan, dengan menjembatani informasi yang rumit untuk bisa dipahami dengan mudah oleh masyarakat luas, serta memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan, persatuan, dan kemajuan.
Ke depan, IMO-Indonesia tidak hanya memiliki tekad yang kuat untuk menjaga eksistensi organisasi, tapi juga mendorong lahirnya ekosistem media yang lebih berwawasan global, inklusif, transparan, dan produktif.
‘Take off’ Go International
Setelah delapan tahun menjaga eksistensi, kini saatnya IMO- Indonesia mempersiapkan agenda baru yang jauh lebih besar dari yang pernah dibangun dan dicapai sebelumnya.
Seperti komitmen di awal bahwa organisasi ini tidak akan pernah berhenti pada pencapaian yang sudah ada, maka IMO kali ini menyiapkan langkah baru untuk tidak berhenti pada pencapaian nasional.
Apa yang sedang dipersiapkan hari ini tak lain menatap ke depan dengan visi yang lebih luas: “go international”. Langkah ini bukan hanya sebuah ambisi yang tidak memiliki pijakan aktual, melainkan sebuah manifestasi dari strategi besar dan jangka panjang yang telah dicicil perealisasiannya sejak awal.
Jauh sebelum ini, IMO pernah mencoba untuk menjalin sinergi dan kolaborasi dengan Kementerian Luar Neger (Kemlu RI) melalui Direkatorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik untuk mendorong potensi lokal di kancah global.
Dalam sharing potensi kerja sama itu, pihak Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik menyatakan bahwa lembaga Kemlu memiliki sejumlah portal media yang menyajikan berbagai data dan fakta seputar dunia internasional yang siap dikerjasamakan dengan IMO.
Kini momentum strategis kembali dibangun setelah berhasil menjalin kolaborasi dengan Asoiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di mana dalam kerja sama ini sekaligus mengukuhkan IMO-Indonesia menjadi salah satu Anggota Luar Biasa (ALB) APINDO yang tentu saja menjadi satu pencapaian penting sebagai modal untuk mengepakkan sayap di kancah global.
Adapun IMO-Indonesia sedang mempersiapkan arah baru dengan menempatkan media nasional Indonesia dalam arus globalisasi informasi dan komunikasi dunia yang semakin menggeliat.
Rencana besar IMO-Indonesia menembus pasar global ini telah disiapkan rumusannya dalam tiga tahapan strategis. Pertama, menempatkan perwakilan media nasional di luar negeri, baik dalam bentuk koresponden, kontributor, maupun mitra strategis.
Untuk sebuah langkah awal, negara-negara tujuan yang dipilih sebagai pilot project adalah negara-negara yang berada di kawasan kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa. Untuk tahap kedua, IMO telah mempersiapkan planning untuk membangun media anggota baru di luar negeri, yakni portal atau lembaga media yang berbasis pada komunitas diaspora Indonesia atau mitra internasional yang memiliki semangat kolaboratif yang tinggi.
Jika tahap pertama dan kedua dapat berjalan lancar tanpa kendala berarti, maka tahap tiga telah dipersiapkan melalui perluasan kerja sama dengan media luar negeri untuk membangun jaringan pemberitaan lintas global, sehingga terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan lintas dunia.
Untuk realisasi ide besar tersebut, berbagai kajian telah dilakukan baik itu dari segi regulasi maupun dari segi teknis, semuanya sangat mendukung untuk ekspansi media dalam negeri go international.
Sebagaimana diketahui, dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers serta peraturan-peraturan turunannya tidak membatasi ekspansi kerja sama internasional bagi badan usaha pers. Justru, dalam semangat memperkuat diplomasi Indonesia di kancah global dan semangat keterbukaan informasi yang kini sedang berhembus kencang, kehadiran media nasional di kancah global adalah strategi penting yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat citra positif Indonesia di mata dunia.
Selain itu, dukungan dari pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dewan Pers, dan kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo yang menekankan pentingnya diplomasi tidak hanya diplomasi politik dan budaya, tapi juga ekonomi, menjadi landasan kuat bagi IMO untuk membulatkan tekad memperluas jejaring keanggotaan di tingkat internasional.
Dari sisi potensi, sudah pasti dengan adanya ekosistem media online yang sangat dinamis dengan tingkat diseminasi berita dan jangkauan digital yang begitu luas, memberikan potensi yang sangat besar untuk kemajuan negeri.
Dengam sebaran keanggotaan IMO-Indonesia saat ini yang mencapai ratusan media, bukan tidak mungkin, dengan kekuatan sumber daya yang ada, dapat menjadi bagian dari ujung tombak negara dalam membangun bangsa ini menjadi lebih mandiri dan berdaya saing global.
Melalui kerja sama internasional, media anggota IMO secara otomatis akan memperoleh transfer informasi, pengetahuan, teknologi, dan standar manajemen modern yang dapat memberikan keuntungan baik ke dalam (untuk kepentingan media) dan keluar untuk kepentingan nasional.
Tentu, dengan besarnya peluang dan potensi yang ada, tantangan yang dihadapi juga semakin besar. Karena itu, planning besar yang sedang dipersiapkan ini perlu diimbangi dengan kesiapan internal, mulai dari profesionalisme jurnalis, kesiapan informasi, keberlanjutan finansial media dan manajemen yang kuat.
Harapan besar di balik perluasan jaringan IMO-Indonesia di kancah global ini tidak hanya berdampak pada industri pers Tanah Air, utamanya yang bernaung di bawah IMO, tetapi juga pada penguatan ekosistem ekonomi kreatif dan informasi global itu sendiri.
[ Editor : Redaksi BJ ]












