News  

Best Practice PHM: Kolaborasi Rehabilitasi Mangrove Delta Mahakam Kontribusi Nyata Mitigasi Karbon

Samarinda, Balijani.id| PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menegaskan posisinya sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam pelestarian ekosistem pesisir. Hal ini dibuktikan pada bulan Oktober 2025 dengan diundangnya PHM sebagai narasumber pada Forum “Berbagi Pengalaman Rehabilitasi Mangrove di Kalimantan Timur” yang diinisiasi oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.

Forum tersebut, yang bertujuan memperkuat integrasi program ekosistem pesisir dalam kebijakan daerah, menjadi ajang bagi PHM untuk membagikan best practice bertajuk “Upaya dan Tantangan Perlindungan dan Rehabilitasi Mangrove”.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Otorita IKN, OPD seperti KPHP dan DLH di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, hingga akademisi dan komunitas lingkungan.

Dari Bibit Hingga BUMDes: Dampak Nyata TJSL PHM

Head of Communication Relations & CID PHM, Achmad Krisna Hadiyanto, menjelaskan bahwa keberhasilan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHM terletak pada kolaborasi solid yang melingkupi Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan BUMDes, mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan.

“PHM berkomitmen untuk terus menghadirkan kontribusi yang berdampak positif dan nyata terhadap pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Hal ini sejalan dengan komitmen kami dalam mengimplementasikan prinsip ESG dan mendukung pencapaian SDGs,” ujar Achmad Krisna.

Dalam aspek lingkungan, PHM melaporkan capaian penanaman yang signifikan: lebih dari 600 ribu pohon termasuk mangrove dan pohon endemik Kalimantan berhasil ditanam sepanjang 2023-2024. Upaya ini krusial dalam mitigasi abrasi, menjaga ekosistem pesisir, dan mengurangi emisi karbon melalui penyerapan karbon (carbon sequestration).

Inovasi Sosial dan Pemberdayaan Berbasis Gender

Program PHM terbukti menciptakan dampak multidimensi:
-Ekonomi Lokal: Program ini meningkatkan pendapatan warga lokal dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru, terutama melalui optimalisasi peran BUMDesa Karya Sepatin sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan.
-Kesetaraan Gender: PHM aktif menerapkan gender equality dengan melibatkan lebih dari tujuh perempuan dari kelompok rentan dalam kegiatan penyemaian dan penanaman mangrove.
-Pendidikan Lingkungan: Program ini berfungsi sebagai wahana pembelajaran dengan mengintegrasikan kurikulum mangrove di sekolah-sekolah binaan, menargetkan siswa sebagai agen perubahan pelestarian sejak dini.

Dengan fokus pada kolaborasi dan hasil nyata, PHM sebagai anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang beroperasi di Wilayah Kerja Mahakam, menegaskan komitmen berkelanjutan dalam mendukung SDGs, khususnya Tujuan ke-8 (Pekerjaan Layak), Tujuan ke-13 (Perubahan Iklim), dan Tujuan ke-15 (Ekosistem Daratan).

[ Editor : Sarjana ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *