News  

Prosesi Piodalan Pura Pucak Desa Adat Tista Desa Baktiseraga

Buleleng, Balijani.id| Pujawali /Piodalan Pura Pucak Desa Adat Tista Desa Baktiseraga, yang jatuh pada Tilem Sasih Kapat, Selasa ( 21/10/2025 )
dilanjutkan dengan Permas yang dilakukan dari pukul 08.00 sampai dengan antusias para kerama untuk mengikuti rangkaian piodalan di Pure Pucak Desa Adat Tista

Piodalan merupakan salah satu istilah penting dalam kehidupan Krama Desa Adat Tista yang merujuk pada upacara peringatan hari jadi sebuah pura. Bagi Krama Desa Adat Tista , piodalan atau yang juga dikenal dengan sebutan pujawali adalah momen sakral yang tidak hanya bermakna religius, tetapi juga menjadi simbol kuat akan keberlangsungan budaya dan tradisi leluhur.

Upacara ini biasanya digelar secara meriah, penuh tata cara keagamaan, serta diiringi dengan berbagai bentuk seni pertunjukan rejang dewa, pendetan, Ngigel tombak dan juga pencak yang memperkaya nuansa spiritual. Oleh karena itu, piodalan bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat yang menyatukan umat, keluarga, hingga komunitas adat.

Pada permas inilah keunikan daripada piodalan pura Pucak Desa Adat Tista menunggu mumen nunas petunjukan pada orang yang kerahuan, Kerahuan merupakan tradisi yang diwariskan para leluhur Krama desa Adat Tista sebagai pembuktian tentang kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa Wasa beserta manifestasi-Nya dan masih dilakukan sampai saat ini.

Kerauhan berbeda dengan kesurupan, sebab Kerauhan dilaksanakan dalam sebuah ritual keagamaan yang terdapat pemuput upacara (sulunggih/pemangku pura), upacara atau upakara, hari suci atau piodalan, rangkaian upacara, pelaksanaanya di tempat suci (pura), adanya Tapakan Kerauhan, dilaksanakan umat (pengempon pura), adanya prosesi sakralisasi dan lain sebagainya. Berdasarkan hal tersebut kekuatan suci yang masuk dalam tubuh Tapakan Kerauhanialah Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya, sedangkan apabila ada orang kesurupan tanpa ada factor-faktor diatas, patut dipertanyakan roh apa yang memasuki tubuh orang tersebut.

Dalam fenomena Kerauhan terdapat beberapa pembahasan tentang masuknya kekuatan suci Ida Bhattara/Bhattari yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa, fenomena tersebut antara lain pura tempat Kerauhan, waktu Kerauhan, jenis-jenis Kerauhan, proses Kerauhan, dan material (sarana) Kerauhan. Hadirnya Tapakan Kerauhan dalam ritual di pure Pucak , akan menambah keyakinan umat dalam melaksanakan yadyna dan umat mendapatkan penjelasan langsung pelaksanaan yadnya yang benar.

[ Editor : Sarjana ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *