Buleleng, Balijani.id| Gubernur Bali I Wayan Koster kembali menegaskan komitmennya terhadap pembangunan infrastruktur jalan di Buleleng. Pada Sabtu malam, 27 September 2025, ia turun langsung meninjau Shortcut Titik 7D-E dan Titik 8 di Singaraja. Hasil pembangunan di lokasi tersebut dipastikan rampung dan sudah bisa digunakan masyarakat.
Koster menyampaikan bahwa kualitas pengerjaan jalan di titik-titik tersebut sangat baik. Dengan selesainya pembangunan Shortcut 7A hingga 7E serta Titik 8, perhatian kini dialihkan pada proyek berikutnya, yakni Titik 9 dan 10 yang masih dalam proses tender.
“Dengan selesainya pembangunan Titik 7A, B, C, D, E, dan Titik 8, maka pengerjaan selanjutnya akan difokuskan pada Titik 9 dan 10. Titik 9 dan 10 sedang dalam proses tender. Kami menargetkan semua selesai paling lambat akhir Oktober 2025,” ujar Gubernur Koster.
Ia menambahkan, pembangunan shortcut tidak berhenti di sana. Pemerintah menyiapkan kelanjutan proyek hingga ke titik paling utara Kabupaten Buleleng. Rencananya, Titik 9 dan 10 di wilayah Gitgit bagian Utara dimulai tahun ini dan selesai pada 2027. Sementara itu, pembangunan Titik 11 dan 12 dijadwalkan dimulai pada 2028 dan rampung 2029, menembus kawasan Singaraja di Bangkiang Sidem.
“Dengan demikian, masyarakat tidak perlu lagi melewati tikungan tajam yang selama ini membuat perjalanan menjadi tidak nyaman,” jelasnya.
Menurut Koster, shortcut baru bukan hanya mempersingkat jarak tempuh, tetapi juga memberi pengalaman berkendara yang lebih aman sekaligus menyenangkan. Ia menyebut pengguna jalan kini bisa menikmati keindahan pemandangan tanpa harus terburu-buru.
“Saya tadi menyaksikan warga yang melintasi jalan Shortcut ini sudah bisa menggunakan jalan dengan nyaman. Dengan adanya shortcut baru ini, pengendara justru tidak mau buru-buru karena bisa menikmati pemandangan yang indah. Jadi selain mempercepat perjalanan, jalan ini juga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat,” kata Koster.
Pembangunan shortcut ini menjadi bagian dari program strategis Pemprov Bali untuk memperlancar akses transportasi sekaligus membuka peluang pertumbuhan ekonomi baru di kawasan utara. Dengan target penyelesaian tender pada akhir Oktober 2025, masyarakat diharapkan segera menikmati manfaat proyek yang diproyeksikan menjadi jalur penghubung utama ke titik utara Bali.
[ Reporter : Sarjana ]