Buleleng, Balijani.id| Informasi terkait luasan Hak Guna Bangunan (HGB) Handara Golf & Resort Bali di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, kembali dipertanyakan. Data yang beredar di publik menyebutkan luas HGB sekitar 99 hektar, sementara di lapangan terdapat klaim penggunaan lahan hingga lebih dari 120 hektar. Perbedaan angka sekitar 21 hektar ini menimbulkan tanda tanya mengenai kejelasan status lahan tersebut.
Ketua DPC Garda Tipikor Indonesia (GTI) Buleleng – Bali Gede Budiasa, menilai adanya ketimpangan informasi yang harus diluruskan. Ia menegaskan, publik berhak mendapatkan kepastian data resmi dari pihak berwenang.
“Kalau ada perbedaan antara data yang beredar dengan penggunaan di lapangan, tentu harus diklarifikasi. Selisih puluhan hektar itu bukan hal kecil, dan bisa menimbulkan persepsi negatif di masyarakat,” ujar Budiasa, Minggu, (7/9/2025)
Menurut Budiasa, persoalan ini muncul karena belum adanya keterbukaan informasi dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). Ia menilai dokumen penting seperti peta bidang dan surat ukur seharusnya bisa diakses publik untuk menghindari kesalahpahaman.
“Kami tidak ingin berandai-andai. Yang kami minta sederhana, buka data resmi agar masyarakat tidak bingung dan tidak muncul dugaan-dugaan yang merugikan semua pihak,” tegasnya.
GTI Buleleng mendesak ATR/BPN Kabupaten Buleleng segera memberikan klarifikasi terkait luas HGB Handara Golf. Transparansi, menurut Budiasa, menjadi kunci agar tidak terjadi polemik berlarut-larut.
“Kami ingin masalah ini jelas dan terang benderang. Kalau memang 99 hektar, ya tunjukkan datanya. Kalau lebih, harus dijelaskan alasannya. Jangan sampai ada ketimpangan informasi yang akhirnya memicu kecurigaan,” pungkas Budiasa.
Hingga berita ini diturunkan, pihak perusahaan dan instansi terkait belum memberikan penjelasan resmi mengenai perbedaan informasi luas lahan tersebut.
[ Editor : Sarjana ]
