News  

Debat Sampah Bali Kian Panas, Dr. Astina Pasang Badan untuk Koster dan Putri Suastini

Denpasar, Balijani.id| Isu penanganan sampah di Bali kembali memantik perdebatan panas. Masalah yang semestinya berfokus pada solusi teknis kini melebar hingga menyeret nama keluarga Gubernur Bali Wayan Koster. Perdebatan di jagat maya semakin ramai setelah istri gubernur, Putri Suastini Koster, disinggung dalam kritik politik.

Mantan Komisioner KPU Pusat, I Gusti Putu Artha, secara terbuka menyebut Putri Koster sebagai “buzzer” suaminya. Ucapan itu langsung menuai gelombang reaksi, salah satunya dari kader militan PDI Perjuangan, Dr. Ida Bagus Putu Astina, SH, MH, MBA, CLA.

Dr. Astina menilai serangan Putu Artha bukan lagi kritik terhadap kebijakan, melainkan sudah masuk ke wilayah yang merendahkan martabat seorang perempuan. Ia bahkan mengaitkan pernyataan tersebut dengan kisah Mahabharata.

“Dalam Mahabharata, Kurawa hancur karena melecehkan kehormatan Dewi Drupadi. Jangan sampai mengulang kesalahan itu. Menyerang kehormatan perempuan adalah jalan menuju kehancuran,” tegas Dr. Astina.

Pria yang akrab disapa Ajik Biwi itu menilai Putu Artha berbicara lebih karena faktor emosional. Ia menantang langsung, tidak hanya kepada Putu Artha, tetapi juga kepada tokoh lain yang kerap mengkritik Gubernur Koster.

“Kalau memang mau debat, ayo. Saya yang akan meladeni, di mana saja, bahkan live. Jangankan satu Putu Artha, seribu, bahkan sejuta Putu Artha pun saya siap layani,” ucapnya lantang.

Menurutnya, Gubernur Koster telah menunjukkan langkah berani dalam menangani persoalan sampah melalui Gerakan Bali Bersih, yang bahkan mendapat apresiasi di tingkat nasional. Ia mempertanyakan kapasitas Putu Artha untuk mengkritik isu tersebut, mengingat sang gubernur bersama istrinya sudah turun langsung memberi teladan kepada masyarakat.

“Apa kapasitasnya Putu Artha bicara sampah? Dia tidak lihat kebijakan berani Koster? Tidak lihat Bu Koster turun langsung membersihkan got, memungut sampah? Bu Koster itu duta, percontohan. Yang berperan aktif tetap masyarakat,” kata Dr. Astina.

Ia menambahkan, kritik yang dilontarkan Putu Artha terkesan hanya mengandalkan media sosial tanpa memahami kondisi lapangan.

“Gerakan Bali Bersih Sampah itu sudah diakui nasional. Lah dia kemana aja? Cuma mantau medsos sambil nyinyir. Putu Artha ini seperti orang sedang ngelawak,” sindirnya.

Di tengah kontroversi ini, Dr. Astina menyampaikan pesan moral bahwa menghormati perempuan adalah batas etika dan moral yang tidak boleh dilanggar.

“Serang kebijakan boleh, tapi jangan merendahkan kehormatan perempuan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, I Gusti Putu Artha dikenal sebagai tokoh politik asal Bali dengan rekam jejak panjang, mulai dari KPU Provinsi Bali, KPU RI, hingga konsultan politik. Namun, upayanya maju ke DPR RI melalui Partai NasDem dari Dapil Sulawesi Tengah pada Pemilu 2019 dan 2024 belum membuahkan hasil.

Menanggapi polemik yang menyeret nama istrinya, Gubernur Koster tetap memilih untuk mendoakan yang terbaik bagi Putu Artha.

“Berbuatlah yang baik agar mendapat simpati dari masyarakat. Supaya kalau maju dari Bali ke DPR RI masyarakat menerima, dan saya mendoakan agar dia terpilih,” ucap Koster menutup pernyataannya.

[ Editor : Sarjana ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *