Celukan Bawang, Balijani.id ~ Menjelang pelaksanaan evakuasi endapan minyak dari kapal FSO Cinta Natomas, seluruh stakeholder pelabuhan Celukan Bawang menegaskan bahwa sejak tahap perencanaan hingga saat ini tidak pernah terjadi kebocoran dari kapal tersebut. Proses saat ini masih berada pada tahap pemindahan muatan internal kapal untuk menstabilkan kondisi kapal sebagai bagian dari persiapan evakuasi.
Kegiatan evakuasi sendiri dijadwalkan akan dimulai pada minggu pertama Agustus 2025 oleh PT Tenang Jaya Sejahtera selaku pelaksana teknis, di bawah pengawasan ketat dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), KSOP Kelas IV Celukan Bawang, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng.
“Sejak awal perencanaan hingga saat ini, kami pastikan tidak ada insiden kebocoran maupun pencemaran. Hal ini merupakan hasil dari koordinasi ketat antar instansi dan penerapan prinsip kehati-hatian di setiap tahapan,”
ujar Mochammad Imron, General Manager Pelindo Cabang Celukan Bawang. Komitmen terhadap pelestarian lingkungan dibuktikan melalui langkah-langkah antisipatif dan pemantauan ilmiah secara konsisten.
Pada tanggal 17 s.d. 22 November 2024, Pertamina telah berkoordinasi dengan KSOP dan Pelindo untuk melakukan survei bawah laut. Dari hasil survei tersebut, dinyatakan bahwa tidak ditemukan adanya kebocoran dan kondisi kapal dinyatakan aman.
Hasil survei tersebut juga sejalan dengan hasil uji kualitas air laut yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng pada 2 Desember 2024 mengonfirmasi bahwa kondisi seluruh wilayah perairan Pelabuhan Celukan Bawang tetap berada dalam batas normal, tanpa terdeteksi adanya pencemaran.
Kepala KSOP Kelas IV Celukan Bawang, Taufikur Rahman, menambahkan bahwa stabilisasi muatan kapal merupakan prosedur penting untuk menjamin keselamatan sebelum tahapan evakuasi dimulai.
“Kami tidak hanya fokus pada aspek keselamatan pelayaran, tetapi juga sangat ketat dalam memastikan perlindungan lingkungan laut. Semua pihak telah diingatkan untuk mematuhi ketentuan teknis secara menyeluruh,”
ujarnya.
Langkah-langkah pengamanan lingkungan seperti pemasangan oil boom dan penyusunan timeline teknis pun telah dilakukan sejak dini. DLH Kabupaten Buleleng juga terus aktif melakukan pengawasan lapangan dan berkoordinasi dengan DLH Provinsi Bali serta Pusdal LH Bali-Nusra untuk memastikan transparansi informasi publik.
Dengan rekam jejak tanpa kebocoran hingga saat ini, stakeholder Pelabuhan Celukan Bawang membuktikan bahwa komitmen terhadap kelestarian lingkungan dapat diwujudkan bahkan sejak tahap perencanaan kegiatan. Ke depan, pelaksanaan evakuasi endapan minyak ini diharapkan menjadi contoh praktik terbaik pengelolaan risiko lingkungan di kawasan pelabuhan nasional.
[ Editor : Sarjana ]