Plupuh, Balijani.id ~ Komitmen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dalam mendukung pendidikan kontekstual dan berkelanjutan terus diwujudkan melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Salah satu wujudnya tampak di SMP Negeri 2 Plupuh, Kabupaten Sragen, di mana mahasiswa penerima hibah MBKM dari Fakultas Pendidikan Prodi IPA menghidupkan kembali program hidroponik dan budidaya lele yang telah dirintis oleh pihak sekolah.
Program ini mengintegrasikan prinsip keberlanjutan lingkungan dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), sekaligus memperkuat kesadaran ekologis siswa. Inovasi yang dilakukan berupa pemanfaatan air limbah wudhu dari masjid sekolah sebagai sumber irigasi instalasi hidroponik. Sayuran seperti sawi dan selada ditanam dalam sistem ini, dan air yang mengalir selanjutnya dimanfaatkan kembali untuk budidaya ikan lele yang membentuk sistem terpadu sederhana berbasis akuaponik.
“Kehadiran mahasiswa MBKM sangat membantu dalam menjaga keberlanjutan program hidroponik ini. Selain melanjutkan perawatan dan penanaman, mereka juga memberikan edukasi lanjutan kepada siswa, khususnya anggota Palang Merah Remaja (PMR),” tutur Bu Purna Ratna Wahyuni, S. Pd
, selaku guru IPA sekaligus pendamping program. Beliau juga menambahkan bahwa program ini sejalan dengan program Adiwiyata sekolah karena turut memanfaatkan limbah plastik bekas sebagai pengganti net pot dalam instalasi hidroponik.
Laili Fathurrahmah Tiarno, ketua tim mahasiswa MBKM, menjelaskan,
“Kami tidak memulai dari nol, melainkan melanjutkan program yang telah ada. Kami fokus pada penguatan edukasi, seperti mengenalkan prinsip kerja sistem akuaponik dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Kami juga mendorong siswa untuk lebih peduli pada lingkungan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan pertumbuhan tanaman dan ikan.”
Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari siswa. Mereka diajak mengamati pertumbuhan tanaman dan kualitas air, serta mencatat data harian sebagai bagian dari literasi sains. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya memahami konsep IPA secara teoritis, tetapi juga menerapkannya langsung dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami sangat senang dilibatkan dalam kegiatan ini, karena sebelumnya kami belum tahu apa itu hidroponik. Selain itu kami juga baru tahu kalau selama ini air bekas wudhu yang kami gunakan bisa digunakan lagi untuk budidaya ikan lele dan hidroponik,”
ucap Ardita Safa Amandari selaku ketua PMR.
Bu Ida Dwi Handayani, S. Pd, selaku pembina PMR sekaligus guru IPA menambahkan,
“Adik-adik PMR terlihat sangat senang bisa belajar langsung di lapangan. Mereka mendapat pengalaman baru yang mungkin tidak mereka dapatkan saat belajar di kelas. Keterlibatan mereka bukan hanya menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian lingkungan.”
Dosen pembimbing, Dr. Budi Utami, M.Pd. dan Dr. Kadek Dwi Hendratma Gunawan, M.Pd. menekankan bahwa program ini merupakan bentuk nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Selain itu, kegiatan ini mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya SDGs 4 tentang pendidikan berkualitas dan SDGs 6 tentang akses air bersih dan sanitasi. Program ini dimaksudkan agar siswa SMP Negeri 2 Plupuh tidak hanya terampil secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran lingkungan serta keterampilan abad ke-21 yang relevan dengan tantangan masa depan.
[ Editor : Redaksi BJ ]
Gercep sekali penerbitannya, sudah bagus dan jelas penyampaian beritanya, serta mudah dipahami