Makassar, Balijani.id ~ Muhammad Salim (44 tahun) adalah seorang ketua RT 01 di RW 13, kelurahan Laikang, kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan.
Dirinya dikenal sebagai sosok yang aktif dan bersahaja. Ia selalu hadir di tengah-tengah masyarakat, mendengarkan kebutuhan dan aspirasi warga. Dengan kepemimpinannya yang rendah hati, ia membangun kebersamaan dan keharmonisan di lingkungan sekitar.
Salim juga giat menggerakkan kegiatan sosial dan keagamaan, menjadikan lingkungannya lebih sejahtera dan penuh semangat gotong royong. Ia menjadi contoh nyata bagi warga lainnya tentang bagaimana menjadi pemimpin yang peduli dan dekat dengan masyarakat.
Daeng Salim, sosok yang penuh dedikasi, menjalankan tugasnya sebagai RT sementara dengan penuh tanggung jawab dan kepedulian. Meskipun statusnya sementara, ia tidak ragu untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan semangat gotong royong dan kepemimpinan yang baik, ia membuktikan bahwa dedikasi dan ketulusan tidak terbatas pada status kepegawaian. Kehadirannya membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar, dan wargapun merasa terbantu dengan kepemimpinannya yang bersahaja dan penuh empati.
Dia menolak untuk berpenampilan wah, sangat sederhana seperti penampilan warga umumnya. Hal itu menjadikan Daeng Salim dikenal, melalui pendekatannya yang sederhana dan efektif dalam menjalankan tugas.
“Saya lebih mengutamakan kepentingan masyarakat daripada terjebak dalam birokrasi yang rumit.”
Dengan semangat untuk melayani dan membantu, ia menjadi contoh nyata bagi warga sekitar tentang bagaimana kepemimpinan yang baik dapat berdampak positif pada komunitas. Ia membuktikan bahwa dengan kemauan baik dan ketulusan, banyak hal dapat dipermudah dan diselesaikan demi kesejahteraan bersama.
“Prinsip saya, kalau bisa dipermudah, kenapa harus dipersulit,”
Sebuah pernyataan yang menggambarkan betapa beratnya dampak birokrasi yang rumit terhadap kehidupan masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan bantuan. Ia menyoroti bagaimana proses yang berbelit-belit dapat menghambat akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan, bahkan menyebabkan kehilangan nyawa atau kesempatan. Dengan nada yang pedih, ia menyerukan pentingnya penyederhanaan prosedur dan peningkatan kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat, agar setiap warga dapat hidup dengan lebih bermartabat dan berpeluang meraih cita-cita.
“Kita saksikan, banyak nyawa melayang sia-sia di rumah sakit, karena harus menjalani rangkaian birokrasi dan aturan yang rumit, berapa banyak anak-anak harus memendam cita-citanya, karena tidak bisa melanjutkan pendidikan.”
[ Reporter : Daeng Khairil ]
Kementerian Dalam Negeri turut mendorong penguatan peran RT dalam pelayanan publik berbasis partisipasi warga.
Badan Wakaf Indonesia juga menekankan pentingnya kepemimpinan lokal dalam membangun komunitas sosial religius.