Buleleng, Balijani.id | Tidak hanya kasino, masyarakat Bali berkeinginan agar permainan sabung ayam atau tajen dilegalkan. Hal itu terungkap saat Wakil Ketua DPRD Bali IGK Kresna Budi melakukan reses ke sejumlah tempat di Buleleng sejak 27 Mei hingga 4 Juni 2025 lalu.
Pilihan untuk melegalkan tajen, menurut Kresna Budi, karena selama ini permainan yang sarat dengan tradisi keagamaan Hindu Bali merupakan bagian dari ritual keagamaan yang dikenal sebagai tabuh rah itu, cenderung berlangsung liar dan berpotensi menimbulkan keresahan. Bahkan tanpa adanya pengaturan yang jelas, kegiatan seperti tajen bisa tidak terkendali dan berpotensi dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan pribadi.
“Oknum aparat tertentu sering terlihat memanfaatkan ruang kosong antara tradisi dan judi itu dengan melakukan tindakan ilegal, seperti menarik pungutan kepada penyelenggara tajen,”
ujar Kresna Budi, Minggu (8/6/2025).
Menurut Kresna Budi, permainan sabung ayam merupakan realitas sosial yang sudah ada dalam tradisi masyarakat Bali dan bahkan telah diadopsi dengan baik oleh leluhur masyarakat Bali menjadi bagian dari ritual keagamaan yang dikenal sebagai tabuh rah. Ia menekankan kesadaran ini penting sebagai dasar untuk memahami bagaimana tradisi tersebut seharusnya dikelola.
“Harus kita sadari, apa yang terjadi di masyarakat, saya melihat tajen itu sudah diadopsi dengan baik oleh leluhur-leluhur kita. Ya, tajen diadopsi menjadi tabuh rah,”
imbuh Kresna Budi.
Ditambahkan, saat ini masyarakat gelisah dan para pihak tidak bisa menutup mata melihat tajen itu ada, realitas masyarakat itu ada. Para pihak yang berkepentingan agar mengatur kegiatan-kegiatan itu supaya lebih bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat, supaya tidak liar.
“Dengan regulasi yang tepat, tajen bisa memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat kecil, seperti pedagang kecil atau penyedia jasa ojek di sekitar lokasi. Ia khawatir jika tidak ada campur tangan pemerintah untuk mengatur, keresahan masyarakat justru dimanfaatkan oleh oknum sebagai ‘bancakan’,”
papar Kresna Budi.
Begitu juga soal keberadaan kasino di Bali, menurut Kresna Budi, sangat perlu mengingat Bali sebagai daerah tujuan wisata internasional. Keberadaan kasino di Bali nantinya bukan diperuntukan pada masyarakat Bali melainkan untuk mereka yang memiliki banyak uang.
“Penempatan Kasino juga harus terlokalisir dan dibangun pada daerah-daerah tertentu yang tidak mudah dijangkau masyarakat umum. Terlebih selama ini kita melihat tidak ada negara yang memiliki kasino menjadi bangkrut gara-gara keberadaan kasino di negaranya,”
ucapnya.
Atas fakta itu, kata politisi Partai Golkar ini, masyarakat membutuhkan solusi konkret, bukan pembiaran. Ia berharap negara, melalui berbagai perangkatnya baik kepolisian, pimpinan negara, legislatif, eksekutif, maupun yudikatif, dapat mengakomodasi dan meregulasi sehingga menjadi kegiatan-kegiatan yang selama ini menjadi kearifan lokal mampu memberikan manfaat positif dan tidak malah membuat resah.
“Beberapa hal terkait legalitas tajen maupun pendirian kasino akan kami coba diskusikan dan dikaji bersama tim ahli sehingga ada rumusan kongkrit soal itu. Dan jika memungkinkan tentu ini akan menjadi acuan kita kedepan dalam mengelola realitas yang terjadi di masyarakat,”
tandasnya.
Editor: Sarjana