Gubernur Koster Ultimatum Produsen: Masih Jual AMDK Mini? Siap-Siap Izin Dicabut!

Gubernur Bali Wayan Koster saat beri ultimatum pelarangan AMDK mini kepada produsen di Bali
Foto: Gubernur Bali Wayan Koster saat menyampaikan ultimatum kepada produsen AMDK dalam rapat di Denpasar, Kamis (29/5)

Denpasar, Balijani.id ~ Gubernur Bali Wayan Koster kembali menunjukkan ketegasannya dalam menegakkan kebijakan lingkungan. Dalam rapat bersama seluruh produsen air minum dalam kemasan (AMDK) se-Bali yang digelar di Gedung Kertasabha, Denpasar, Kamis (29/5), Koster mengeluarkan ultimatum keras dalam produksi dan penjualan AMDK plastik di bawah satu liter wajib dihentikan paling lambat Desember 2025. Jika melanggar, izin usaha akan dicabut alias ditutup.

“Saya tidak main-main. Saya minta produksinya dihentikan sekarang. Produk yang sudah ada boleh dijual sampai Desember, setelah itu habis! Kalau masih memproduksi atau menjual di bawah satu liter mulai Januari 2026, izinnya akan saya cabut!” tegas Koster disambut sunyi ruangan.

Larangan ini ditegaskan dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah Plastik Sekali Pakai. Koster menekankan bahwa botol plastik kecil adalah penyumbang utama tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang kapasitasnya kini hampir kolaps.

“Sampah plastik sekali pakai, terutama AMDK mini, jadi masalah besar. Ini darurat lingkungan. Bali tidak bisa lagi menanggung beban limbah seperti ini,” ucap Koster.

Kebijakan ini bukan langkah sepihak. Menurut Koster, pemerintah pusat mendukung penuh langkah progresif ini. Kementerian Lingkungan Hidup bahkan berencana menjadikan Bali sebagai tuan rumah peringatan Hari Lingkungan Hidup Nasional sebagai bentuk apresiasi atas konsistensi dalam menjaga ekosistem.

“Dukungan penuh dari Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Dalam Negeri sudah saya dapat. Bali akan jadi percontohan nasional. Tapi saya butuh produsen tertib. Kalau tidak bisa ikut aturan ini, ya silakan angkat kaki. Izin akan saya cabut,” tegas politisi asal Buleleng itu.

Gubernur juga menyoroti pentingnya kolaborasi pelaku industri dalam menjaga keberlanjutan Bali sebagai destinasi wisata dunia. Ia menilai, tanpa lingkungan yang bersih dan budaya yang lestari, Bali akan kehilangan daya saing global.

“Wisatawan datang ke Bali bukan karena beton dan gedung, tapi karena budaya dan alamnya. Kalau ekosistem rusak, siapa mau datang? Ekonomi akan lumpuh. Jadi saya tidak akan kompromi,” katanya lagi.

Koster juga mendorong produsen untuk berinovasi menciptakan kemasan ramah lingkungan. Ia menyebut transformasi ini sebagai momentum menuju industri hijau yang berkelanjutan.

“Kalau ingin usaha tetap jalan, silakan ciptakan produk yang ramah lingkungan. Jangan korbankan masa depan Bali hanya demi botol kecil yang jadi sampah besar,” tutupnya.

[ Editor : Sarjana ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *