Melalui Wantilan, Gubernur Koster Jaga Identitas Dan Budaya Bali

Gubernur Wayan Koster di depan wantilan desa adat Bali
Foto: Gubernur Wayan Koster membangun wantilan, balai budaya, dan panggung seni di berbagai desa adat di Bali. (19/05)

Gubernur Bali Wayan Koster, pembangunan wantilan Bali, balai budaya Bali, pelestarian budaya Bali, panggung seni desa adat, seniman Bali, penyuluh bahasa Bali, identitas budaya Bali, tradisi Bali, desa adat Bali, fasilitas budaya Bali, penguatan seni tradisional Bali, warisan leluhur Bali, investasi budaya Bali, kreativitas masyarakat adat, akar budaya Bali, pembangunan budaya di pelosok Bali

Denpasar, Balijani.id ~ Bali bukan hanya soal pantai dan pariwisata, tapi juga tentang bagaimana budaya dan tradisi dijaga hidup di akar rumputnya. Gubernur Bali Wayan Koster membuktikan komitmennya bukan hanya lewat pembangunan jalan atau infrastruktur fisik biasa, melainkan dengan membangun wantilan, balai budaya, dan panggung seni di desa-desa adat pelosok Bali. Ini bukan sekadar bangunan, tapi ruang sakral untuk melestarikan tradisi dan menghidupkan kreativitas masyarakat adat.

Pembangunan fasilitas budaya ini menjadi tonggak penting dalam menjaga warisan leluhur sekaligus memberi ruang bagi seniman lokal dan para penyuluh bahasa Bali untuk berkegiatan dengan layak. Seorang seniman lokal mengungkapkan betapa keberadaan wantilan dan balai budaya kini memberi mereka tempat yang nyaman dan representatif untuk berlatih dan tampil, sehingga semangat melestarikan seni tradisional semakin menyala.

Tidak hanya sebagai tempat berkumpul, wantilan dan balai budaya juga menjadi pusat kegiatan adat, pelatihan seni, dan pembelajaran bahasa Bali yang makin terorganisir. Keberadaan fasilitas ini mendorong munculnya kreativitas baru sekaligus memperkuat ikatan sosial masyarakat desa adat.

Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam menghidupkan kembali nilai-nilai budaya Bali, yang selama ini menjadi fondasi kehidupan masyarakat. Dengan dukungan fasilitas yang memadai, desa adat di Bali kini semakin berdaya, mampu menjaga tradisi sekaligus menyiapkan generasi penerus yang mencintai dan memahami budaya leluhur.

Gubernur Bali Wayan Koster memang tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tapi juga membangun jiwa dan identitas Bali melalui wantilan dan balai budaya yang tersebar di pelosok desa adat. Ini adalah investasi budaya yang nyata, agar Bali tetap lestari dan tradisi tetap hidup di tengah arus modernisasi.

[ Reporter : Sarjana ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *