Bali, Balijani.id ~ Tak ada yang menyangka, sebuah desa kecil di pesisir utara Bali bisa menjadi titik awal perjalanan panjang seorang pemimpin provinsi. Desa Sembiran, yang terletak di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, menyimpan cerita masa kecil Wayan Koster—cerita sederhana yang membentuk fondasi seorang pemimpin masa depan.
Dikelilingi oleh hutan lebat dan hamparan sawah yang hijau, Desa Sembiran dikenal sebagai kawasan adat yang memegang erat nilai-nilai leluhur. Di sinilah Koster menghabiskan masa kecilnya. Ia tumbuh dalam suasana yang jauh dari hiruk pikuk kota, namun penuh dengan nilai spiritual, kedisiplinan, dan kearifan lokal yang tertanam kuat sejak dini. Keluarga, masyarakat, dan alam di sekitarnya menjadi guru pertama yang menanamkan prinsip hidup: kerja keras, kesetiaan pada tradisi, dan keberanian mengambil keputusan.
“Garis hidup tak pernah ditulis di atas batu, tapi bagi Koster, jejak masa kecil di Desa Sembiran membentuk langkah-langkah pasti menuju takdirnya sebagai seorang gubernur.”
Setiap hari, Koster kecil harus menempuh jalan terjal untuk bersekolah—tanpa kendaraan, tanpa fasilitas mewah. Tapi dari jalan terjal itulah ia memahami arti perjuangan. Ia sadar bahwa pendidikan adalah jalan untuk mengubah hidup, bukan hanya bagi dirinya, tapi juga bagi desanya, bagi Bali. Dari Sembiran, ia melangkah ke bangku kuliah di ITB Bandung, menapaki dunia akademik, dan perlahan memasuki panggung politik nasional. Langkah demi langkah, selalu berpijak pada nilai-nilai yang dibawanya dari desa.
Kini, saat Koster menjadi Gubernur Bali, Desa Sembiran tetap hidup dalam dirinya. Ia membawa semangat desa ke dalam kebijakan: dari penataan kawasan suci Besakih, pembangunan shortcut Singaraja–Mengwi, pendirian 17 gedung SMA/SMK negeri baru, hingga proyek-proyek monumental lainnya. Semua hadir bukan semata karena kewenangan, tetapi karena panggilan nurani—mengabdi pada rakyat Bali.
📍 Desa Sembiran bukan sekadar tempat lahir. Ia adalah saksi bisu perjalanan seorang anak desa yang kini mencatat sejarah sebagai pemimpin Bali yang berani, visioner, dan tetap membumi.
[ Penulis : Ida Bagus Wisnu Suputra ]