Buleleng, Balijani.id ~ 6 Februari 2025 – Sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian satwa yang dilindungi, Sat Polairud Polres Buleleng dibawah pimpinan AKP Putu Edy Wukaryawan, S.H, M.H, bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali melaksanakan koordinasi dengan pihak Hotel Villandra terkait penyelamatan telur penyu yang ditemukan warga masyarakat di kawasan Pantai Tukadmungga, Kecamatan /Kabupaten Buleleng.
Dalam koordinasi tersebut, personel Sat Polairud Polres Buleleng dan BKSDA Bali menyampaikan pentingnya upaya penyelamatan telur penyu mengingat cuaca alam yang tidak menentu serta waktu penetasan yang membutuhkan sekitar dua bulan. Menyadari hal tersebut, pihak Hotel Villandra menyetujui agar telur-telur tersebut segera dievakuasi ke lokasi yang lebih aman, yakni Konservasi Penyu dan Pelestarian (KPP) Uma Anyar.
Selanjutnya, bersama pihak KPP Uma Anyar dan instansi terkait, dilakukan proses evakuasi telur penyu jenis Lekang, yang berjumlah 106 butir. Berdasarkan keterangan dari pihak KPP Uma Anyar, diperkirakan hanya 40 persen telur yang berpotensi menetas, karena sebagian besar sudah menguning akibat pengaruh faktor alam dan cuaca yang kurang mendukung.
Telur yang telah berhasil dievakuasi kemudian diserahkan kepada Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Desa Uma Anyar, yang diwakili oleh I Gusti Bagus Cakra Wibawa selaku ketua, untuk dilakukan penitipan dan perawatan guna memastikan keselamatan serta keberlangsungan hidup satwa tersebut.
Proses evakuasi berlangsung dengan aman dan lancar, sebagai wujud sinergi antara Sat Polairud Polres Buleleng, BKSDA Bali, KPP Uma Anyar, serta Pokmaswas Desa Uma Anyar dalam menjaga kelestarian satwa dilindungi, khususnya penyu yang merupakan bagian dari ekosistem laut yang perlu dilestarikan.
Kasi Humas Polres Buleleng AKP Darma Diatmika, S.H. mengatakan bahwa “Polres Buleleng terus berkomitmen dalam mendukung upaya konservasi dan pelestarian lingkungan, serta mengimbau masyarakat untuk turut menjaga kelestarian penyu dengan tidak mengambil, memperjualbelikan, atau merusak habitatnya.” ujarnya.
[ Editor : Sarjana ]