Denpasar, Balijani.id ~ Gubernur Bali terpilih periode 2025-2030, Wayan Koster, menegaskan bahwa PT Bali Turtle Island Development (BTID) sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali harus tunduk pada aturan dan tidak boleh membatasi aktivitas masyarakat lokal.
“BTID harus taat aturan, jangan membatasi aktivitas masyarakat lokal,” kata Koster di Denpasar, Jumat (31/1/2025).
Pernyataan tegas Wayan Koster ini muncul di tengah polemik di Pulau Serangan, di mana masyarakat mengeluhkan akses yang semakin terbatas. Sejumlah warga mengaku kesulitan beribadah ke pura dalam kawasan KEK dan nelayan terhambat melaut akibat pemasangan pembatas laut berupa pelampung. Warga mendesak pembongkaran pembatas tersebut karena mengganggu jalur perahu mereka.
Banyak pihak menyayangkan, kebijakan PT BTID ini dinilai bertentangan dengan Peraturan Daerah (Perda) Bali No. 4 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir Berbasis Kearifan Lokal, yang menegaskan bahwa hak masyarakat adat dan nelayan harus dilindungi.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan nelayan serta perwakilan DPR RI Nyoman Parta pada Kamis (30/1), Presiden Direktur PT BTID, Tantowi Yahya, menyatakan akan membawa aspirasi masyarakat ke dalam rapat direksi.
“Aspirasi rakyat ini tidak akan sia-sia. Kami akan bahas secara serius dan mengevaluasi beberapa kebijakan yang mungkin saja berubah,” ujar Tantowi.
Namun, masyarakat Bali kini menantikan langkah konkret dari Wayan Koster. Isu Serangan ini menjadi penegakan implementasi Perda Bali No. 4 Tahun 2023 sebagai ujian awal bagi kepemimpinannya menuju visi Bali Era Baru 100 Tahun.
Visi ini menegaskan bahwa pembangunan Bali harus berlandaskan kedaulatan budaya, kemandirian ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan. Tantangan terbesar adalah memastikan bahwa arah pembangunan masa depan tidak hanya menguntungkan segelintir investor besar, tetapi juga melindungi kepentingan masyarakat lokal.
Jika PT BTID terbukti melanggar aturan, Koster bisa mengambil langkah tegas, termasuk mengevaluasi izin perusahaan tersebut. Sejarah konflik di Serangan sudah berlangsung lama, dan kini publik menunggu apakah Koster akan benar-benar bertindak atau justru tunduk pada kepentingan investor.
[ Reporter : Sarjana ]