Catatan : Nyoman Sarjana
Buleleng, Balijani.id ~ Tenang sering kali ditemukan lewat usaha meminimalisasi reaktif setiap masalah. Pahami setiap masalah yang hadir menguji kita terkadang lewat “Alarm” , untuk segera pulang kepada kesadaran Tuhan, berserah penuh kecerdasan diri sekaligus menundukkan ego. Perhatikanlah sejenak tanpa disadari bila kita selektif mendengar tangisan bayu atau balita,kita anggap sebagai panggilan sang ibu orang tua mereka, sudah pasti dan sadar bagian spiritual panggilan Tuhan.
Di saat sukacitanya memasuki fase remaja dengan sahabat dekatnya,kawan baiknya, seorang ibu seringkali bangga melihatnya, anaknya sudah mulai dan berusaha menuju mandiri,namun disaat si remaja menerima. ujian, hafal betul panggilan dan jeritannya kepada ibu tercintanya. Padahal dalam wujud bayi baru lahir, nangis sudah pasti, dan tidak pernah terlihat bayi umumnya tertawa. Padahal bila sang bayi saat lahir dari rahim ibunya tidak menangis, bidan pasti mencibitnya yang bermakna biar paru – paru bayi mulai berfungsi normal lanjut mengembang pertanda siap menjalani hidup di alam fana ini (pungkas para bidan senior penuh kompetensi).
Para tokoh spiritual menyuratkan, hendaknya evolusi manusia lahir kedunia, hendaknya selalu berfokus “Amanah”, tanggung jawabnya, kepada Tuhan, hindari kehilangan kecerdasan dalan menjalani hidup ini, agar ego tidak menjadi panglima dalam mengendalikan pikiran, kata dan prilaku kita, titik sumber analisa manusia akan terus menajamkan kesadaran pikirannya alias bertahap ego mampu diturunkan dengan selalu dalam petunjuk Tuhan, rasa syukur telah dihadirkan kebahagiaan hidup.
Siramlah pikiran itu dengan buah positif hingga melahirkan, buah karya, buah karma, buah pikiran sekaligus mampu mengupas habis sebuah makna penuh selektif baik buruknya hingga dijemput kesadaran, kecerdasan hingga ego menjadi tertunduk.
Para ilmuwan juga menyuratkan, manusia bijaksana dan kuat, sudah pasti mampu menurunkan ego, amarah, hingga semua masalah serta tujuannya dianggap sebuah peluang menuju kedewasaan penuh syukur meski sedang berada di tangga kekurangan.
Selalulah berpikir positif dengan selalu berserah, kepadaNYA meski dalam kondisi sakit, terimalah sakit itu, dorongan positif dari, semesta alam diyakini akan segera sembuh dengan totalitas positif akan terjadi.Pengaruh pikiran bawah sadarlah terkadang membawa kondisi sakit, mungkin karena seringnya menyangkal, sering marah hingga depresi karena.belum iklas menerima kondisi tersebut keyakinan pikiran bawah sadar mampu kita hakimi penuh oftimisme, sudah pasti kesembuhan menjadi milik kita.
Hindari memudar keyakinan kita ,karena disanalah merupakan pusat kesembuhan termasuk obat -obat apapun bila diyakini pasti akan membawa kesembuhan. Penerimaan yang oftimis akan tersugesti membawa kesembuhan terus tanpa terhenti untuk berserah diri kepadaNYA, diawali dari ketajaman hingga terlahir kenyamanan, tanpa didasari rasa ego dalam bertindak, Hingga kebahagiaan mampu, kita jemput menjalani hidup yang indah ini.
Rahayu….Rahayu ….Rahayu