Buleleng, Balijani.id ~ Bertepatan dengan Purnama sasih Kelima ini, Paslon Sugawa – Suardana Ngemargiang Swadharma Agama di Pura yanga ada di desa Menyali, Lemukih, Sekumpul dan Galungan dalam rangka piodalan masing masing Pura pewidangan, Sabtu ( 16/11/2024 )
Sugawa Korry mengatakan Sang Purnama Mengajarkan mari belajar dari terangnya sinar bulan purnama dan kali ini, bulan mengajarkan tentang apresiasi. Bulan memberikan sinarnya pada makhluk bumi bukan setiap hari, tidak pula setiap saat. Ia hanya memberi cahaya ketika malam tiba, itupun bukan di setiap malamnya.
Ia punya siklus dalam memberi cahayanya. Setiap fasenya memiliki makna, memiliki variasi. Ia tak kan memberi purnama setiap hari, karena jika itu terjadi maka purnama tidak akan nampak istimewa. Dan akan tidak terlalu berkesan bagi bumi. Karena itulah, kadang sang bulan bersembunyi, kadang memberikan sinar tipisnya, tak jarang pula menggoda dengan semburat sabitnya. Bulan punya banyak cara untuk menyinari.
Begitu pula dengan apresiasi, ia tak boleh diharapkan setiap saat, apalagi dari semua orang. Bagaikan purnama, apresiasi pun akan datang bukan setiap waktu dan untuk semua orang. Apresiasi hanyalah semburat temaram ketika ada yang kelelahan, agar memberi semangat lagi bagi langkah–langkah kaki untuk terus berjalan. Apresiasi tak boleh diharapkan, karena ia akan nampak sangat istimewa ketika datangnya tak direncanakan. Rasa mengharapkan apresiasi inilah, yang bisa jadi akan merusak amal itu sendiri. Ketika tanpa disadari, niat menjadi demi apresiasi si ini dan si ini, hingga akhirnya niatan awal yang demikian lurus pun tergerogoti.
Bagaikan malam yang tetap akan berputar meski sang bulan tak bersinar. Begitu pula dengan apresiasi, teruslah beramal, beramal, dan beramal…dengan atau tanpa apresiasi manusia. Karena,…Bukankah Tuhan telah memberi jiwa dan harta kita….!!!!
[ Reporter : Sarjana ]