Buleleng, Balijani.id ~ Tokoh perempuan Buleleng, Komang Ratna, mengemukakan pandangannya mengenai harapan terhadap pemimpin Kabupaten Buleleng ke depan. Menurutnya, pembangunan fisik bukanlah satu-satunya aspek yang harus diperhatikan. Kesejahteraan batin dan spiritual masyarakat juga memiliki peran penting dalam menciptakan kesejahteraan yang holistik.
Ratna menaruh harapan besar kepada Paslon Sugawa – Korry yang bisa perubahan Buleleng yang lebih maju karena meyakini Paslon ini sangat mumpuni dalam buat perubahan Buleleng semua sektor pembangunan di Buleleng.
Ratna menegaskan bahwa kesejahteraan sejati tidak hanya diukur dari kemampuan ekonomi atau fisik saja, melainkan juga dari kesejahteraan mental dan spiritual.
“Kesejahteraan itu bukan hanya soal perut kenyang dan ekonomi yang berkembang. Sejahtera itu juga berarti tenang secara batin dan spiritual,” ujarnya saat memberikan pernyataan.
Ratna menaruh harapan besar kepada pemimpin Buleleng Bapak Sugawa terpilih nanti untuk menjadi figur yang mampu merangkul seluruh golongan dan kelompok tanpa diskriminasi.
“Seorang pemimpin harus bisa menjadi ayah bagi semua golongan, tanpa membedakan keyakinan. Diskriminasi atas dasar keyakinan sama dengan merampas kebutuhan dasar manusia untuk berhubungan dengan Tuhan,” tambahnya.
Dia juga menyoroti kurangnya perhatian terhadap organisasi wanita di Buleleng, seperti WHDI, yang kesulitan mendapatkan dana untuk bergerak.
“Para ibu adalah guru pertama bagi anak-anak. Jadi, ketika bicara kesejahteraan, tolong jangan hanya fokus pada fisik dan ekonomi. Perhatikan juga kesejahteraan batin setiap individu,” tegasnya.
Selain itu, Ratna berharap pembangunan infrastruktur seperti bandara dan jalan tol yang akan mengubah Buleleng diperhatikan dengan seksama, terutama dalam aspek tata kota dan pelestarian lingkungan. Ia menyarankan agar setiap keluarga di Buleleng diwajibkan menanam pohon sebagai langkah untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
“Saya sangat berharap nanti akan ada kebijakan yang mengharuskan setiap keluarga menanam pohon, agar kita tetap memiliki ruang hijau dan menjaga habitat alam, termasuk burung-burung yang hidup di sana,” ungkapnya.
Dalam pernyataannya, Ratna juga menyinggung soal pariwisata dan fenomena wisatawan yang sering kali tidak menghargai budaya lokal.
“Banyak wisatawan di tempat-tempat wisata Buleleng, seperti air terjun, berjalan dengan pakaian yang tidak pantas, bahkan hampir telanjang. Hal ini sangat memprihatinkan karena bisa mempengaruhi budaya lokal,” jelasnya.
Menutup pernyataannya, Komang Ratna berharap agar pemimpin Buleleng mendatang mampu memperhatikan aspek spiritual dan mental warganya.
“Doa orang-orang yang tidak bahagia karena pemimpinnya tidak peka bisa membawa ketidakberuntungan bagi pemimpin itu. Sebaliknya, doa orang yang merasa sejahtera akan membawa keberuntungan,” pungkasnya.
[ Reporter : Sarjana ]